Jakarta (ANTARA News) - Masyarakat Profesional bagi Kemanusiaan Rohingnya menggelar demonstrasi depan Gedung Kedutaan Besar Myanmar di Jakarta, Sabtu, untuk mendesak Pemerintah Myanmar menghentikan pembantaian pada etnis Rohingnya.
"Mendesak rezim militer dan sipil Myanmar untuk menghentikan kekerasan dan genosida pada etnis Rohingnya," kata Andi Sinulingga saat berorasi.
Pihaknya juga mendesak pemimpin nasional Aung San Suu Kyi tidak hanya diam dan berusaha menghentikan aksi pengusiran dan pembantaian pada etnis Rohingnya.
Aksi yang diikuti lebih dari 100 orang itu menyerukan negara-negara ASEAN untuk menekan rezim militer Myanmar agar menghentikan kekejaman pada Rohingnya.
"Kami mendesak agar status keanggotaan Myanmar di ASEAN dibekukan, Myanmar seharusnya bertanggungjawab memberikan perlindungan pada Rohingnya," ucap Andi.
Dalam orasinya, Andi juga mendesak PBB untuk ikut menangani secara sungguh-sungguh dan mengambil alih tragedi kemanusiaan yang telah lama terjadi di Myanmar.
"Sudah terbukti secara meyakinkan Pemerintah Myanmar tidak bersedia menghentikan praktik genosida terhadap etnis Rohingnya," ucap dia.
Para aktivis HAM dan kemanusiaan pun diminta memberikan perhatian serius agar tragedi kemanusiaan itu bisa dihentikan.
Ribuan Muslim Rohingya terpaksa melarikan diri ke perbatasan Bangladesh untuk menghindari kekerasan terburuk dalam lima tahun belakangan di Myanmar yang telah menewaskan 104 orang.
Pewarta: Dyah Dwi A
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017