Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian dan Pangan Gunung Kidul, Suseno Budi, di Gunung Kidul, Jumat, mengatakan, seluruh petugas sudah diterjunkan ke 18 Kecamatan di Gunung Kidul untuk memeriksa kesehatan hewan kurban.
"Total ada 160 orang petugas dibantu dari mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan UGM," kaatanya.
Dia mengatakan sedikitnya ada 1.700 titik penyembelihan hewan hal ini berkaca dari 2016. Petugas akan melihat apakah ada penyakit yang menjangkit kurban, di antaranya cacing hati atau antraks. "Semua titik penyembelihan didatangi petugas," katanya.
Budi mengatakan, cacing hati pada hewan kurban yang terinfeksi harus dimusnahkan. Untuk daging hewan kurban tetap aman untuk dikonsumsi. "Sebenarnya tidak masalah, karena tidak menular. Namun tidak layak untuk dikonsumsi," katanya.
Dia mengatakan penyebab cacing hati berkembang biak dari faktor makanan hijauan pakan ternak yang terkontaminasi telur cacing hati dan termakan hewan kurban. Ia memastikan sebagian besar hewan ternak yang terkontaminasi berasal dari luar Gunung Kidul.
"Perantara penyebaran telur butuh kolam dan keong, dengan demikian kecil kemungkinan hewan ternak terjangkit berasal dari Gunung Kidul," katanya.
Ketua PHBI Gunung Kidul Iskanto menyampaikan di Kota Wonosari sedikitnya ada sekitar 50-an masjid dan mushola melaksanakan penyembelihan hewan kurban.
"Hampir semua melaksanakan penyembelihan mandiri," katanya.
Pewarta: Sutarmi
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017