Situbondo (ANTARA News) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Situbondo, Jawa Timur mencatat sebanyak 17 desa di delapan kecamatan setempat kekurangan air bersih yang menjadi kebutuhan sehari-hari.
"Sejak memasuki musim kemarau tahun ini dan berdasarkan dari laporan 17 desa yang tersebar di delapan kecamatan tersebut dampak kemarau sudah mulai dirasakan oleh masyarakat desa yang lokasinya di pegunungan," ujar Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Situbondo, Gatot Trikorawan di Situbondo, Jumat.
Ia menyebutkan, 17 desa terdampak kekeringan itu adalah Desa Sopet, Kecamatan Jangkar, Desa Sumberejo dan Sumberanyar, Kecamatan Banyuputih, Desa Silomukti dan Trebungan, Kecamatan Mlandingan, Desa Gunyung Putri, Cemara, Mojodungkul dan Desa Gunung Malang, Kecamatan Suboh.
Desa Plalangan, Taman, Taman Sari dan Desa Baderan, Kecamatan Sumbermalang, Desa Semambung, Kecamatan Jatibanteng, Desa Kalisari, Kecamatan Banyuglugur dan Desa Jatisari dan Desa Curah Tatal, Kecamatan Arjasa.
"Belasan desa di delapan kecamatan itu mayoritas lokasinya berada di pegunungan. Dan sejak musim kemarau sumber air di sungai desa maupun sumur milik warga airnya sudah mulai kecil dan sehingga warga kekurangan air bersih yang biasa digunakan sehari-hari untuk memasak dan minum serta kebutuhan lainnya," ucapnya.
Sejak Senin (28/8), lanjut Gatot, petugas BPBD dan TNI serta Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Pemkab Situbondo telah mulai mendistribusikan bantuan air bersih ke desa-desa yang kekurangan air bersih.
"Kami mengimbau kepada kepala desa agar melaporkan dan melakukan pengajuan ke BPBD jika di desanya kekurangan air bersih, agar pemerintah daerah dapat segera mendistribusikan air bersih," tuturnya.
Pewarta: Novi Husdinariyanto / Zumrotun Solichah
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017