Menurut Direktur Umum Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus Pujianto di Kudus, Kamis, jumlah korban kecelakaan yang dirawat di RS Mardi Rahayu Kudus 32 orang.
Dari jumlah sebanyak itu, empat orang di antaranya meninggal dunia dan 28 orang mengalami luka ringan, sedang, dan berat.
"Sampai saat ini, kami belum bisa menjelaskan secara rinci karena korban kecelakaan masih harus menjalani perawatan, sehingga pendataan belum bisa dilakukan segera," ujarnya.
Korban meninggal, katanya, diterima RS dalam kondisi sudah meninggal dunia.
Salah seorang keluarga korban kecelakaan, Zaenal Arifin (62), mengakui ada dua keponakannya yang menjadi korban kecelakaan Bus Indonesia yang terguling pada Kamis, pukul 18.35 WIB itu.
Kedua keponakannya itu, merupakan suami istri yang sedang bepergian bersama dua anaknya.
"Suami istri tersebut meninggal dunia, sedangkan dua anaknya selamat dan hanya mengalami luka ringan," ujarnya.
Kedua suami istri tersebut, yakni bernama Sri Mulyaningsih (36) dan Edi Handoko (40) yang merupakan warga Desa Wates, Kecamatan Undaan, Kudus.
Sementara dua anaknya, yakni bernama Deri Setiawan (14) dan Ahmad Alfarul Haidar (6).
"Saat ini, saya menunggu proses pemulangan kedua jenazah tersebut," ujarnya.
Rencananya, kata dia, keduanya akan dimakamkan malam ini.
Saat kejadian, katanya, korban sedang menunggu lampu pengatur lalu lintas menyala hijau.
"Nahas, tiba-tiba dari arah Surabaya muncul Bus Indonesia yang sarat penumpang oleng ke kiri dan menimpa sejumlah pengendara yang antre di lampu pengatur lalu lintas," ujarnya.
Setelah oleng, kata dia, bus tersebut terguling dan menimpa keponakannya itu bersama pengendara lainnya.
Berdasarkan keterangan salah seorang penumpang bus, Said, yang berasal dari Jepara, saat kejadian dirinya tidak melihat secara langsung.
"Hanya mendengar teriakan Allahu Akbar, kemudian bus terguling ke kanan dan menimpa sejumlah pengendara yang sedang antre lampu hijau," ujarnya.
Penumpang bus, kata dia, penuh, sedangkan dirinya saja harus rela berdiri karena tidak kebagian tempat duduk.
Akibat kejadian tersebut, dirinya mengalami patah tangan kanan, sehingga harus menjalani perawatan di rumah sakit.
Kronologis kejadian, berawal ketika Bus Indonesia bernopol H 7519 UV yang dikemudikan Ikhwan Mukminin (46), asal Desa Tireman, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang, melaju kencang dari arah Surabaya menuju Semarang.
Sesampainya di tempat kejadian, bus yang diduga hendak mengejar nyala lampu hijau, tidak berhasil sehingga sopir banting setir ke kiri, namun nahas bus justru terguling ke kanan dan menimpa sejumlah pengendara sepeda motor maupun mobil.
Tercatat ada tujuh sepeda motor, meliputi sepeda motor Mio, Supra, Beat, CB150, Vixion, dan dua Vario, sedangkan kendaraan roda empat, meliputi mobil Avanza nopol H 9189 BF, mobil Luxio nopol H 9155 LR, dan mobil bak terbuka nopol K 1949 BN.
Pewarta: Akhmad NL
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017