"Khatib shalat Idul Adha diharapkan dapat menyampaikan hal-hal yang indah dalam artian tentang masalah kebersamaan, kehidupan berbangsa dan bertanah air untuk menjaga kerukunan antarsesama umat manusia agar jangan sampai terpecah," kata Kiai Satori di Jakarta, Kamis.
Menurut dia kehidupan tanpa kerukunan akan menyengsarakan semua pihak. Tanpa kebersamaan, tanpa tolong menolong kehidupan ini juga akan menjadi saling mengeksploitasi.
Hal-hal seperti itu, lanjut Kiai Satori, perlu disampaikan dalam berbagai cara sehingga akan terwujud bangsa yang kuat, bangsa yang saling tolong menolong, bukan bangsa yang saling merusak antarsesama umat.
Dikatakannya, Hari Raya Idul Adha merupakan sarana bagi umat manusia untuk berbagi kepedulian antarsesama dalam bingkai kebinekaan.
"Karena ibadah dan hidup bersama-sama di dalam agama Islam itu sendiri selain punya dampak individu juga harus punya dampak sosial," kata dia.
Melalui kurban, kata Kiai Satori, umat Islam bisa berbagi kepada tetangganya, kepada orang-orang yang membutuhkan kepedulian itu, Muslim maupun non-Muslim.
"Di sinilah kepedulian, rasa persatuan itu diharapkan akan meningkat," ujar Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah itu.
Ia mencontohkan di Timur Tengah seperti di Arab Saudi yang jutaan orang yang berhaji dan menyembelih kurban, daging-daging kurban diawetkan lalu disebar ke negara-negara yang membutuhkan, di antaranya ke negara miskin di Afrika tanpa memilah-milah agamanya.
"Jadi, Idul Adha ini adalah momentum yang tepat untuk menjaga persatuan dan kerukunan antarsesama umat," kata Kiai Satori.
Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017