"Keterlibatan MAH ini sebagai founder Saracen," kata Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Polri Kombes Pol Martinus Sitompul di Mabes Polri, Jakarta, Kamis.
Menurut dia, MAH juga diketahui telah mengubah nama grup Saracen menjadi NKRI Harga Mati, usai tiga rekannya ditangkap polisi.
"Grup ini sengaja kami biarkan, kami ingin tahu apa saja perkembangannya, apa saja yang terjadi pascapenangkapan Jasriadi. Ternyata yang bersangkutan (MAH) ini menggantinya, kemudian juga mem-posting ujaran kebencian pada suku agama dan ras tertentu," ungkapnya.
Martinus menambahkan, tersangka MAH juga diketahui pernah bertemu dengan tersangka Jasriadi di Jakarta dan berdiskusi soal proposal. "Soal ini masih didalami," ucapnya.
Usai ditangkap di Jalan Bawal, Kecamatan Marpoyan Damai, Kota Pekanbaru pada Rabu (30/8), tersangka MAH langsung diterbangkan ke Jakarta untuk diperiksa secara intensif. "Dia ditahan di Rutan Polda Metro Jaya," katanya.
Polisi kini sudah mengamankan empat tersangka pengelola grup yang berisi konten ujaran kebencian di jejaring sosial Facebook, Saracen. Empat tersangka tersebut adalah MFT, SRN, JAS dan MAH.
Grup Saracen diketahui membuat sejumlah akun Facebook di antaranya Saracen News, Saracen Cyber Team dan Saracennewscom.
Kelompok Saracen diduga kerap menawarkan jasa untuk menyebarkan ujaran kebencian bernuansa SARA di media sosial.
Kepolisian masih menunggu hasil penelusuran Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) terkait belasan rekening milik grup Saracen.
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017