Jakarta (ANTARA News) - PT Garuda Indonesia (Garuda) mengumumkan, selama periode minimnya penumpang atau "low season" bulan Januari ? April 2007 , maka perusahaan ini justru mampu membukukan keuntungan sebesar Rp121 miliar.
"Padahal, dalam periode yang sama dalam tiga tahun terakhir selalu rugi. Pada 2006 misalnya, Garuda rugi hingga Rp279 miliar," kata Kepala Komunikasi Perusahaan Garuda, Pujobroto saat dihubungi di Jakarta, Minggu.
Pada April 2007 ini yang merupakan musim sepi, kinerja arus kas masuk (cash in flow) Garuda mencapai 103 juta dolar AS.
Padahal, pencapaian "cash in flow" diatas 100 juta dolar AS pada 2006 hanya dapat diraih pada saat periode musim ramai penumpang (peak season) yaitu pada September dan Desember masing-masing 102 juta dolar AS dan 103 juta dolar AS.
Dijelaskannya, hal ini terjadi setelah manajemen, melakukan berbagai upaya dan langkah konsolidasi sehingga kinerja operasi meningkat, antara lain melalui peningkatan pendapatan (revenue), jumlah penumpang, isian penumpang (load factor) serta "yield".
Dari sisi tingkat isian penumpang, Garuda berhasil meningkatkan load factor sebesar tujuh persen dari 69 persen pada Januari?April 2006 menjadi 76 persen pada periode yang sama tahun 2007.
Sedangkan pendapatan per seat kilometer (yield), selama empat bulan pertama 2007 mencapai 7,3 sen dolar atau meningkat sekitar tujuh persen dibandingkan periode yang sama pada 2006 sebesar 6,7 sen dolar .
Kemudian, jumlah produksi Garuda selama empat bulan pertama 2007 meningkat sekitar 0,01 persen, dari 5.584 juta kursi per kilometer pada empat bulan pertama 2006 menjadi 5.585 juta kursi per kilometer pada periode yang sama 2007.
Sementara pada empat bulan pertama tahun 2007 Garuda mampu meningkatkan jumlah penumpang yang diangkut, sebanyak 2, 812 juta penumpang, atau meningkat sekitar lima persen dibandingkan periode yang sama tahun 2006, yakni 2,684 juta penumpang.
"Karena itu, hingga kini dari 28 rute yang dilayani, hanya empat rute yang masih merugi. Itu pun karena rute itu sebagai rute pengumpan," kata Pujobroto.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007