Jakarta (ANTARA News) - Kementerian BUMN mencatat laba bersih 118 perusahaan milik negara pada semester pertama 2017 sebesar Rp87 triliun, lebih rendah sekitar Rp1 triliun dibanding laba bersih periode sama dari posisi yang sama tahun 2016 sebesar Rp88 triliun.
"Laba bersih tahun ini (2017) hampir sama dengan tahun sebelumnya karena BUMN umumnya mengalokasikan sebagian laba usaha belanja modal (capital expenditure/capex). Ini yang menyebabkan laba sedikit menurun," kata Sekretaris Kementerian BUMN Imam Apriyanto Putro, saat berbincang dengan media di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa.
Ia menjelaskan, hingga semester I 2017 capex BUMN mencapai Rp111 triliun, melonjak 40,50 persen dibanding periode sama 2016 yang hanya sebesar Rp79 triliun. Alokasi capex terbesar didistribusikan ke sektor infrastruktur seperti listrik, minyak dan gas, serta telekomunikasi.
"Belanja investasi terbesar dibukukan oleh PT PLN (Persero), PT Pertamina (Persero), dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. Di samping juga untuk pengembangan infrastruktur seperti transportasi, bandara dan pelabuhan. Tahun 2017 masih kami sebut sebagai tahun infrastruktur," tegas Imam.
Ekspansi BUMN juga terlihat dari besarnya belanja operasional 118 BUMN yang mendapai Rp788 triliun, melonjak dari sebelumnya sebesar Rp650 trilliun.
Meski capex dan opex BUMN lebih ekspansif namun selama semester I 2017 118 BUMN mampu membukukan pendapatan sebesar Rp936 triliun atau melonjak dari sebelumnya Rp809 triliun.
Saat yang bersamaan Kementerian BUMN juga mencatat total aset 118 perusahaan milik negara selama semester I 2017 mencapai Rp6.694 triliun melonjak Rp700 triliun dari sebelumnya Rp5.987 triliun.
Sedangkan ekuitas mencapai Rp2.297 triliun dan kewajiban sebesar Rp4.396 triliun.
Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017