Mereka tiba di tanah air melalui Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Selasa petang, sekitar pukul 17.30 WIB dan disambut oleh jajaran pimpinan dan pengurus PP PBSI serta masyarakat Indonesia pada umumnya.
"Syukur kita mendapat satu medali emas dan perak dari Kejuaraan Dunia, ini merupakan suatu prestasi yang sangat membanggakan. Kami dan bangsa Indonesia merasa bangga untuk kalian semua karena capaian ini adalah sesuatu yang tidak mudah butuh kerja keras," kata Ketua Umum PP PBSI Wiranto dalam konferensi pers yang berlangsung di Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta.
Sementara itu, Ketua Kontingen tim Indonesia untuk Kejuaraan Dunia 2017 Achmad Budiharto, mengaku bangga atas prestasi yang diraih timnya dan berharap prestasi Tontowi/Liliyana dan Ahsan/Rian yang mencapai final bisa memacu semangat para pemain muda lainnya.
"Tim Glasgow ini adalah yang terkecil yang pernah kami berangkatkan ke Kejuaraan Dunia. Tapi dengan tekad yang besar kami bisa meraih satu gelar, meski dengan segala keterbatasan. Terutama bagi Liliyana yang berhasil memecah rekor empat kali juara dunia. Ini merupakan suatu hal yang fenomenal termasuk gelar di Olimpiade, juara dunia dan hattrick All England. Mudah-mudahan ini jadi panutan dan barometer untuk para pemain muda kita ke depannya," kata Budiharto.
"Apresiasi tinggi juga kami berikan kepada Ahsan dan Rian yang bisa sampai ke final. Kami ucapkan terima kasih kepada masyarakat Indonesia atas doa dan dukungannya. Semoga ke depan Indonesia semakin berjaya lagi," kata Budiharto menambahkan.
(baca juga: Tontowi/Liliyana dapatkan gelar kedua Kejuaraan Dunia)
Tontowi/Liliyana merebut satu-satunya gelar juara untuk Indonesia usai menghentikan pasangan rangking satu dunia asal Tiongkok, Zheng Siwei/Chen Qingchen, dengan skor akhir 15-21, 21-16 dan 21-15.
Gelar juara dunia ini menjadi yang kedua bagi Tontowi. Sebelumnya ia dan Liliyana menjadi kampiun di Guangzhou, Tiongkok, pada tahun 2013. Sementara bagi Liliyana sudah mengamankan gelar ini untuk yang keempat kalinya setelah sebelumnya Liliyana meraih gelar pada tahun 2005 dan 2007 bersama Nova Widianto.
Tontowi/Liliyana merebut satu-satunya gelar juara untuk Indonesia usai menghentikan pasangan rangking satu dunia asal Tiongkok, Zheng Siwei/Chen Qingchen, dengan skor akhir 15-21, 21-16 dan 21-15.
Gelar juara dunia ini menjadi yang kedua bagi Tontowi. Sebelumnya ia dan Liliyana menjadi kampiun di Guangzhou, Tiongkok, pada tahun 2013. Sementara bagi Liliyana sudah mengamankan gelar ini untuk yang keempat kalinya setelah sebelumnya Liliyana meraih gelar pada tahun 2005 dan 2007 bersama Nova Widianto.
(baca juga: Ahsan/Rian peringkat dua Kejuaraan Dunia 2017)
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2017