Pontianak (ANTARA News) - Rektor Universitas Tanjungpura (Untan) Pontianak, Thamrin Usman, mengatakan bahwa peran pendidikan tinggi yang berkualitas akan dapat mengatasi ketidakmerataan dan kemiskinan di Kalimantan Barat.
"Saat ini, rasio gini Kalbar tercatat sebesar 0,34 pada 2016 dan menurun dari angka 0,40 pada 2011. Sementara itu, angka partisipasi kasar pendidikan tinggi Kalbar masih di bawah rerata nasional, yakni sebesar 20 persen. Artinya, hanya 20 persen dari total pemuda di Kalbar yang mengenyam pendidikan sampai perguruan tinggi," ujarnya saat memberikan sambutan dalam kuliah umum bersama Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang P.S Brodjonegoro di Pontianak, Senin.
Rendahnya angka partisipasi kasar pendidikan di Kalbar menurutnya lantaran masih banyak daerah di Kalbar yang termasuk dalam kategori area terpencil sehingga akses untuk pendidikan masih belum terbuka lebar.
Kami dari Untan sendiri berkomitmen serius untuk mewujudkan target angka partisipasi kasar pendidikan tinggi Kalbar sebesar 70 persen pada 2025. Kita akan terus melaksanakan peningkatan kualitas pendidikan dan penambahan fasilitas sarana dan prasarana pendidikan, termasuk tenaga dosen, dengan sasaran untuk menghasilkan lulusan yang bisa memberikan efek positif pada peningkatan ekonomi dan percepatan pertumbuhan regional," kata dia.
Ia menyebutkan pendidikan yang ditargetkan mampu mengatasi masalah ketidakmerataan dan kemiskinan di Kalbar memiliki tiga kriteria utama.
Pertama, pendidikan konvensional dan vokasi yang memiliki kecocokan dengan kebutuhan industri agar lulusan dapat siap bekerja dan tidak menjadi pengangguran.
Kedua, pendidikan yang dilaksanakan dengan bantuan teknologi informasi dan komunikasi untuk menjangkau calon peserta didik yang berada di wilayah terpencil.
Ketiga, pendidikan yang menggalakkan pentingnya berwirausaha sehingga mampu menghasilkan efek domino penciptaan lapangan kerja.
"Untuk menjadi negara maju, pemerintah terus mendorong pemuda Indonesia agar menjadi wirausaha dengan memperhatikan dua kunci sukses, yaitu inovasi dan penggunaan teknologi disertai penelitian dan pengembangan berkelanjutan," paparnya.
Pewarta: Dedi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017