Nuklir selama ini dinilai menakutkan oleh masyarakat, padahal jika dimanfaatkan bisa menyejahterakan. Ini makanya perlu sosialisasi dulu,"
Jakarta (ANTARA News) - Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) Djarot Sulistio Wisnubroto mengungkapkan keinginannya untuk memperluas jangkauan pemanfaatan teknologi nuklir agar keuntungannya dapat langsung dirasakan masyarakat.
Djarot yang ditemui di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin, mengatakan bahwa rekayasa tenaga nuklir yang dikembangkan Batan saat ini diketahui dapat memaksimalkan hasil pertanian serta mendukung ketahanan pangan.
"Di pertanian ada 22 varietas padi yang kami produksi. Kami juga punya produk untuk pengawetan makanan. Di negara tropis hasil pertanian itu kan cepat rusak tapi dengan teknologi bisa lebih awet. Dari sisi ketahanan pangan jadi penting," ujar dia usai bertemu dengan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto.
Kendati memiliki teknologi dan produk yang mumpuni untuk mengurangi masalah pangan nasional, Djarot mengaku jangkauan pemanfaatan teknologi tersebut hingga kini terbilang masih sempit, hanya terbatas di sekitar Bandung, Serpong, Yogyakarta, serta Jakarta.
Oleh karena itu, ia meminta Menko Polhukam untuk mengupayakan perluasan penggunaan teknologi serta produk Batan, agar dapat langsung dimanfaatkan masyarakat di berbagai daerah di Tanah Air.
"Kalau kita bisa viralkan di 34 provinsi melalui kementerian-kementerian terkait, itu lebih bagus dan bakal lebih efektif," terang dia kemudian.
Ia juga mengatakan dalam pertemuan itu Menko Polhukam Wiranto menyambut baik upaya Batan untuk memperluas jangkauan teknologi nuklir hingga daerah.
Namun, sebelum mengembangkan teknologi tersebut, mantan Panglima TNI itu berpesan bahwa Batan perlu terlebih dahulu mengubah cara pandang masyarakat terkait nuklir, kata Djarot.
"Nuklir selama ini dinilai menakutkan oleh masyarakat, padahal jika dimanfaatkan bisa menyejahterakan. Ini makanya perlu sosialisasi dulu," ujar dia.
Pewarta: Agita Tarigan
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017