Jakarta (ANTARA News) - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan gangguan sistem pembayaran dan keuangan di sektor perbankan sebagai akibat dari anomali Satelit Telkom 1 masih tergolong minim.

"Kami melihat memang ada pelayanan yang terganggu, tetapi jumlahnya minimal," kata Agus ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin.

Agus menjelaskan bahwa arahan utama saat ini adalah mengalihkan pelaksanaan jaringan bagi bank yang menggunakan Satelit Telkom 1 melalui Satelit Telkom 2 atau Satelit Telkom 3S, atau dua satelit asing yang sudah ada kerja sama.

"Di perbankan, kami sudah minta kepada mereka jangan hanya tergantung satu vendor. Jadi untuk jaringan mereka pasti punya jaringan utama dan jaringan alternatif. Kami meyakini hal ini akan mengurangi risiko dari pelayanan sistem keuangan," ucap dia.

Agus menegaskan bahwa BI akan tetap hadir untuk menjaga stabilitas sistem pembayaran dan sistem keuangan.

"Kami mempersiapkan sistem kliring, RTGS (real-time gross settlement), dan pengadaan uang rupiah apabila diperlukan," kata dia.

Sebelumnya, anomali atau gangguan pada Satelit Telkom 1 terjadi sejak Jumat (25/8) pukul 16.51 WIB yang mengakibatkan pergeseran "pointing" antena yang membuat semua layanan transponder terganggu.

PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk sebagai operator satelit akan mempercepat pemulihan layanan Satelit Telkom 1 dengan melakukan migrasi ke Satelit Telkom 2 dan Satelit Telkom 3S yang diperkirakan selesai pada 10 September 2017.

"Proses migrasi itu untuk mempercepat pemulihan layanan kepada pelanggan dan masyarakat," kata Direktur Utama Telkom, Alex J Sinaga, di Gedung Merah Putih Telkom.

Pewarta: Calvin Basuki
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2017