Bojonegoro (ANTARA News) - Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Bojonegoro, Jawa Timur, melawan berita "hoax" melalui kegiatan "njungok bareng" (duduk bersama) dengan mengundang relawan teknologi dan informasi (RTIK) dan kelompok informasi masyarakat (KIM).
"Program melawan "hoax" di media internet melalui "njungok bareng" di tempat kami sudah berjalan lebih dari tiga bulan," kata Kepala Bidang Pengelolaan Informasi Publik Dinas Kominfo Bojonegoro Djoko Suhermanto, Senin.
Ia mengaku program "njungok bareng", ada juga yang memakai label "jandom bareng" tetap akan jalan, meskipun Mabes Polri sudah menangkap jaringan penyebar "hoax" Saracen beberapa waktu lalu.
"Kegiatan "njungok" bareng untuk melawan "hoax" tetap akan jalan dengan menggelar secara bergantian di setiap kecamatan," katanya menegaskan.
Lebih lanjut ia menjelaskan dalam kegiatan "njungok bareng" menghadirkan jajaran relawan teknologi informatika dan komunikasi (RTIK), kelompok informasi masyarakat (KIM), juga Ketua Karang Taruna Bojonegoro Donny Bayu Setiawan dengan anggotanya.
Di dalam kegiatan "njungok" bareng itu, menurut dia, biasanya menghadirkan nara sumber Ketua Karang Taruna Bojonegoro Donny Bayu Setiawan juga tokoh masyakarat lainnya termasuk tokoh KIM salah satunya Iwan Siswoyo juga yang lainnya.
Selain itu, lanjut dia, juga menghadirkan jajaran pemkab, antara lain, Kepala Bakesbangpol Kusbiyanto, juga Bupati Bojonegoro Suyoto.
Tidak hanya itu, kata dia, untuk melawan berita hoax juga dilakukan melalui Radio Malowopati milik pemerintah kabupaten (pemkab) yang selalu membahas berita dengan tema "hoax".
"Dari hasil kegiatan "njungok bareng" sekarang seluruh jajaran RTIK, KIM juga karang taruna selalu berkomunikasi terkait berita hoax sehingga bisa langsung bisa diantisipasi," katanya.
Ketua Forum Karang Taruna Bojonegoro Donny Bayu Setiawan meminta seluruh kader karang taruna di daerah setempat menguasai teknologi informasi (TI) sehingga tidak hanya terpaku dengan kegiatan lomba pada perayaan Agustusan.
Anggota karang taruna, lanjut dia, sudah waktunya mengubah pola pikir yang dulunya hanya mengurusi olahraga dan kegiatan Agustusan menjadi lebih berdaya guna untuk kepentingan lebih besar dengan memanfaatkan teknologi informasi.
"Sesuai data Bojonegoro akan memiliki potensi sumber daya manusia (SDM) warga usia produksi sekitar 70 persen dari seluruh jumlah warga pada 2020," ucapnya.
Anggota RTIK Kecamatan Purwosari, Bojonegoro Didik menambahkan dalam karnaval Agustusan di Kecamatan Purwosari, juga dikampanyekan oleh peserta karnaval terkait melawan berita "hoax".
(T.KR-SAS/B012)
Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017