Palembang (ANTARA Nrws) - Partai Amanat Nasional (PAN) tidak mau terkena dampak merosotnya papularitas pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)- Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK). "PAN tak mau tenggelam bersama SBY. Kita tidak mau PAN melorot, karena susah untuk meningkatkan popularitas," kata Sekretaris Senior Organizing Commitee Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Zulkifli Halim di sela-sela Rakernas II PAN di Palembang, Sumatera Selatan, Sabtu. Zulkifli mengatakan, PAN ingin menunjukkan kepada masyarakat bahwa PAN adalah bermitra pemerintah dan sebatas mitra strategis, di antaranya menempatkan menteri di Kabinet Indonesia Bersatu. "Jangan sampai rakyat berpikir, PAN harus ikut menanggung akbibatnya, karena ikut dalam pemerintahan," kata anggota Komisi VI DPR RI ini. Namun, dengan posisi PAN yang memiliki menteri, Zulkifli mengatakan, dapat saja dalam Rakernas II PAN ada opsi untuk mencabut menterinya dari kabinet. "Dalam rapat pleno sejumlah komisi mencuat isu bahwa polling yang menyebutkan popularitas SBY menurun jangan sampai berimbas pada PAN. Dan jika hal itu, harus dibayar dengan menarik menteri kenapa tidak. Tapi itu, belum mengerucut," katanya. Zulkifli menyebutkan, sejumlah pandangan tersebut dimunculkan oleh sejumlah fraksi DPR, Fraksi MPR, dan empat DPW (total DPW ada 33). Menanggapi hal tersebut, Mensesneg Hatta Radjasa memberikan tanggapan positif. "Pak Hatta mengatakan, saya kader partai, apa kata partai akan saya turuti," kata Zulkifli menirukan pernyataan Hatta. Zulkifli menjelaskan, dengan pernyataan dari Hatta Radjasa tersebut, tentu akan memudahkan peserta komisi Rakernas II untuk mengambil sikap. "Kalau dia sebagai juru bicara pemerintah, tentu akan menyulitkan. Tapi, ia menegaskan posisinya sebagai kader sekaligus pendiri partai," katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007