"Kami berharap kegiatan yang baru pertama digelar ini menjadi agenda tahunan dan mendukung kepariwisataan daerah," kata Direktur Eksekutif Lembaga Kelautan dan Perikanan Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Suhaidir Kojek saat dihubungi dari Muntok, Minggu.
Ia mengatakan, karnaval perahu berlangsung cukup meriah dan dihadiri ribuan warga yang sejak pagi sudah memadati pinggiran Teluk Kelabat untuk menyaksikan iring-iringan perahu hias nelayan tersebut.
Nelayan yang berpartisipasi berasal dari desa-desa sekitar Teluk Kelabat, antara lain dari Desa Pusuk, Rukam, Bakit, Semulut, dan Cupat yang berada di wilayah Kabupaten Bangka Barat, sedangkan dari Kabupaten Bangka antara lain nelayan Desa Belinyu, Romodong, Penusuk, Pesaren, Berok, dan Pulau Punai.
"Meskipun baru pertama kali digelar, namun nelayan cukup antusias dan mendapatkan apresiasi positif dari banyaknya penonton yang datang ke acara tersebut," kata dia.
Dengan tingginya antusiasme masyarakat, ia berharap tahun depan bisa kembali digelar lebih meriah dan rapi sehingga semakin menarik.
"Saat ini masih digelar swadaya masyarakat nelayan, kami berharap tahun depan pemerintah bisa memberi andil agar kegiatan lebih besar dan menarik wisatawan dari luar daerah," kata dia.
Suhaidir yang saat ini juga menjabat sebagai Koordinator Forum Nelayan Bangka wilayah Kabupaten Bangka Barat memberikan apresiasi positif atas pelaksanaan pawai perahu nelayan tersebut.
"Pelaksanaan kegiatan ini juga merupakan salah satu bukti komitmen warga nelayan di sekitar Teluk Kelabat untuk menjaga kelestarian perairan di teluk yang selama ini menjadi lokasi tangkap mereka" kata dia.
Ratusan perahu dihias sedemikian rupa warna-warni menggunakan kertas, plastik dan barang bekas lainnya oleh para nelayan agar bisa tampil cantik dan menarik dalam karnaval perahu nelayan yang digelar di Teluk Kelabat.
Kegiatan berlangsung sejak pagi hingga menjelang sore, secara beriringan perahu mengelilingi Teluk Kelabat dan mendapat sambutan meriah penonton yang hadir memadati tepian perairan tersebut.
Pewarta: Donatus Dasapurna Putranta
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017