Bandung (Antara) - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono beserta istri mendampingi Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo yang memimpin Karnaval Kemerdekaan Pesona Parahyangan yang digelar di Kota Bandung (26/8).
Presiden menghadiri sekaligus mengawali Karnaval Kemerdekaan Pesona Parahyangan 2017 yang mengangkat tema "Nyalakan Api Semangat Kerja Bersama" sebagai bagian dari rangkaian kegiatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke-72.
Turut hadir diantaranya Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, Menteri Pariwisata Arief Yahya, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dan Walikota Bandung Ridwan Kamil.
Rombongan Presiden termasuk Menteri Basuki tampak kompak mengenakan pakaian adat sunda pada hari tersebut. Dari Gedung Sate, rombongan bergerak menuju Taman Vanda dengan menggunakan kendaraan hias.
Namun terekam hal menarik pada kesempatan tersebut, Menteri Basuki dengan kameranya tampak sibuk memotret untuk mendokumentasikan berbagai atraksi selama karnaval berlangsung. Sesekali Menteri Basuki melempar senyum dan melambaikan tangannya, sekaligus memperlihatkan semangatnya pada publik.
Diketahui bahwa selain piawai bermain drum, Menteri Basuki juga memiliki hobi photografi. Terlihat dari beberapa kesempatan kunjungan kerja dimana Menteri Basuki kerap membawa kamera dan perlengkapannya.
Karnaval yang dimeriahkan oleh berbagai komunitas, tidak hanya berasal dari Kota Bandung dan Jawa Barat, tetapi juga datang dari kota-kota yang sering mengadakan festival tingkat Internasional, seperti Jember Fashion Carnaval, Solo Batik Carnaval, dan Tomohon International Flower Festival.
Rute lintasan Karnaval Festival Kemerdekaan berawal dari Gedung Sate lalu mengarah ke Jalan Ir. Juanda, kemudian berlanjut ke kawasan Jalan Merdeka, dan dilanjutkan ke Taman Vanda. Setelah itu konvoi dilanjutkan ke arah Jalan Lembong lalu menuju Museum KAA dan berakhir di Museum Konferensi Asia Afrika (KAA) di Jalan Asia Afrika.
Gedung Sate sendiri pada masa kemerdekaan RI merupakan kantor Kementerian Pekerjaan Umum dan menjadi saksi sejarah perlawanan gigih terhadap penjajahan Belanda bersama Sekutu. Kala itu sebanyak tujuh pegawai PUPR gugur dalam mempertahankan gedung tersebut dari serbuan tentara Sekutu/Belanda.
Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2017