New York (ANTARA News) - Mantan pemimpin Bank Sentral AS, Alan Greenspan, mengatakan, Jumat, bahwa tingkat suku bunga AS rendah, namun di seluruh dunia tingkat suku bunga juga rendah. Ia mengatakan meratanya tingkat suku bunga di seluruh dunia adalah salah satu yang cukup mengagetkannya ketika dirinya sedang mempersiapkan refleksi dalam bukunya "The Age of Turbulence". Buku yang akan diterbitkan pada bulan September tahun ini, selain berisi refleksi dirinya selama 18 setengah tahun memimpin Bank Sentral AS, juga akan memuat pemikirannya tentang masa depan. "Ketika saya menerawang ke masa depan, ada banyak hal-hal yang tidak biasa terjadi saat ini," kata Greenspan yang berbicara pada sebuah acara konvensi penerbitan. "Suku bunga di AS rendah, tetapi di seluruh dunia juga rendah, termasuk negara-negara berkembang yang tidak pernah mengalami tingkat suku bunga satu digit," katanya, seperti dikutip Reuters. Mengenai masa depan, Grennspan mengatakan sangat senang dengan prospek Eropa menyusul adanya perubahan politik dan kepemimpinan di Perancis, Jerman dan Inggris. Terhadap Presiden Perancis yang baru terpilih, Nicolas Sarkozy, Greenspan mengatakan, "Ia sangat pintar, sangat Perancis, dan saya pikir, pro Amerika." Greenspan mengatakan telah mengenal Sarkozy sejak menjadi menteri keuangan. "Pro Amerika dalam hal ia mengagumi ekonomi AS dan apa yang telah kita capai," katanya tentang Sarkozy. Ia juga mengatakan, ia melihat Sarkozy, Kanselir Jerman AngelaMerkel dan menteri keuangan Inggris Gordon Brown yang akan menggantikan PM Tony Blair pada 27 Juni, dalam cahaya yang serupa. "Saya kira kita akan melihat bahwa ketiganya memiliki kemiripan, yang akan membawa Eropa baru dengan lebih bersemangat," katanya. Berbicara tentang dirinya selama menjabat pemimpin Bank Sentral AS, Greenspan mengatakan: "Saya sering diajukan pertanyaan yang saya tidak mampu dan tidak akan memberi jawaban, sebab apa pun jawabannya dan bagaimanapun cara pmenyampaikannya, akan berdampak pada pasar," katanya. Ia mengatakan, hal yang paling penting yang dipelajarinya selama menjadi Pemimpin Bank Sentral yaitu terkait dengan peristiwa serangan pada 11 September 2001. Walau perekonomian terjungkal, terbukti "jauh lebih fleksibel" dari yang ia perkirakan. "Karena kita tidak mampu memperkirakan krisis atau peristiwa kejatuhan pasar pada 1987 atau 11 September, maka kita harus mempersiapkan diri dan sanggup menghadapi guncangan," kata Grennspan. Buku Grennspan akan diterbitkan oleh Penguin Press. (*)

Copyright © ANTARA 2007