Jakarta (ANTARA News) - Pengurus Pusat Federasi Panjat Tebing Indonesia (PP FPTI) optimistis bisa meraih target dua emas dalam dalam Asian Games 2018 di mana Indonesia sebagai tuan rumahnya.
"Saat ini FPTI sedang menghadapi tugas berat karena harus mempersiapkan atlet untuk memenuhi target dua emas saat Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games 2018. Tapi optimisme untuk memenuhi target itu terus menyala melihat perkembangan positif para atlet nasonal yang sedang menjalani Pelatnas di Yogyakarta," kata Ketua Umum PP FPTI Faisol Riza dalam keterangannya dari Sawah Lunto yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Meskipun berat, lanjut Riza, tugas itu harus dipikul sekuat tenaga agar bisa dipenuhi, sekaligus untuk menorehkan sejarah karena perhelatan tahun 2018 merupakan kali pertama panjang tebing dipertandingka di Asian Games.
Optimisme itu sendiri datang karena ada beberapa atlet yang memiliki catatan waktu melewati rekor dunia meski tidak resmi karena dicatat dalam latihan.
Hal ini juga diharapkan menambah motivasi para atlet muda yang saat ini bertanding di Kejurnas Kelompok Umur XII 2017 di Sawahlunto, Sumatera Barat, untuk bisa mencontoh senior mereka di Pelatnas.
"Untuk itu, para atlet di Kejurnas Kelompok ini jangan lembek, harus berlatih keras untuk membawa nama daerah, provinsi masing-masing dan negara," tutur Riza.
Meski tidak dipertandingkan di tiga jilid SEA Games terakhir, menyusul dominasi Indonesia yang hampir menyapu bersih emas saat Indonesia menjadi tuan rumah SEA Games 2011, panjat tebing kini berpotensi besar untuk mengharumkan nama bangsa di pentas internasional.
Pasalnya tidak hanya Asian Games 2018, PP FPTI juga berharap bisa meraih sukses saat panjat tebing untuk kali pertama di pertandingkan di Olimpiade 2020 Tokyo.
"Dengan menjadi cabor remi olimpiade, panjat tebing juga diharapkan bisa dilombakan kembali di SEA Games 2019 di Filipina," kata Riza.
Sementara itu, terkait dengan Sawahlunto yang saat ini menggelar Kejuaraan Nasional Kelompok Umur XII, Riza menilai sudah pantas menjadi tuan rumah kejuaraan panjat tebing berskala internasional mengingat sarana pertandingan yang sudah memadai dan didukung oleh keunikan dan keindahan kota bekas pertambangan batu bara ini.
"Kami ingin event panjat tebing internasional bisa digelar di kota ini. Mengajak para atlet panjang tebing kelas dunia bertanding di sini dan melihat cantik dan indahnya Sawahlunto," ujar Riza.
Tercatat ada 160 atlet dari berbagai daerah di Tanah Air yang mengikuti Kejurnas Panjat Tebing Kelompok Umur XII yang sudah mulai dipertandingkan pada Kamis (24/8).
Para atlet di rentang usia 10-19 tahun ini akan memperebutkan 26 medali emas dari 26 nomor yang dipertandingkan dari tiga katagori speed, lead dan boulder.
Kejurnas ini sendiri merupakan program FPTI untuk mengetahui perkembangan atlet di masing-masing daerah sekaligus menjadi alat ukur FPTI menentukan peringkat nasional atlet yang akan menjadi acuan dalam seleksi di kejuaraan internasional.
Walikota Sawahlunto Ali Yusuf sendiri menyambut baik perhelatan Kejurnas yang digelar di daerahnya dan juga mengaku siap jika FPTI dapat menghadirkan kejuaraan internasional ke kota ini. Pasalnya hal ini bisa menjadi ajang promosi bagi Sawahlunto yang tengah mempersiapkan diri menjadi kota tua untuk diakui Unesco.
"Batubara di kota ini yang sudah tidak bisa diperbaharui. Sehingga lewat panjat tebing ini mudah-mudahanan Sawahluntu terus maju dan berkibar di internasional. Kami siap menjadi tuan rumah ajang nasional dan internasional," ujar Ali Yusuf.
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017