Jakarta (ANTARA News) - Universitas Indonesia tengah mengembangkan kawasan wisata bakau atau mangrove di Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, tepatnya Segara Anakan.

Lokasi wisata ini merupakan program aksi yang dilakukan peneliti antropologi Universitas Indonesia (UI) bersama warga komunitas Cilacap dan sekitarnya, khususnya kaum perempuan di sana.

Antropolog UI yang juga menjadi ketua aksi, Dr. Prihandoko Sanjatmiko mengatakan, penggalakan kawasan berbasis wisata mangrove di Segara Anakan bukan tanpa sebab.

Tahun 2015-2016 hasil studi menunjukkan terjadinya proses sedimentasi di wilayah itu menyebabkan perubahan bentang alam. Tak hanya itu, adanya perubahan tenurial memicu konflik. Akibatnya, kawasan yang awalnya merupakan milik bersama menjadi wilayah privat.

"Kawasan wilayah tangkap ikan yang pada awalnya bersifat common property, kini berubah menjadi kapling-kapling yang dikuasai secara pribadi sehingga mengurangi akses warga komunitas Kampung Laut untuk memanfaatkan sumberdaya alam setempat," tutur Prihandoko kepada ANTARA News dalam surat elektroniknya, belum lama ini.

Atas dasar itulah, UI merancang program yang salah satu tujuannya agar warga sekitar tetap dapat mengakses sumber daya alam di wilayah tinggal mereka.

"Program ini mendorong lahan yang sudah dimiliki secara pribadi-pribadi, untuk tetap dapat dimanfaatkan oleh warga Kecamatan Kampung Laut khususnya, dengan berbasis wisata mangrove yang dikelola bersama-sama oleh kaum perempuan," kata Prihandoko.

Selain menjadikan konservasi mangrove sebagai basis wisata unggulan, kaum hawa juga bisa mendapatkan manfaat ekonomi melalui kerajinan dan kuliner.


Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017