Yogyakarta (ANTARA News) - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menegaskan bahwa faktor risiko bencana tsunami telah diperhitungkan jauh sebelum tahapan pembangunan Bandar Udara Internasional di Kulon Progo, Jawa Tengah.
"Kemungkinannya seperti apa apabila terjadi tsunami sudah diperhitungkan," kata Budi Karya dalam Seminar Nasional bertajuk "Bandara Kulonprogo dan Akselerasi Pembangunan Ekonomi Yogyakarta" di Yogyakarta, Jumat.
Analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) yang memuat risiko bencana tsunami, menurut dia, juga sudah dibuat. Berbagai simulasi apabila terjadi bencana itu juga, menurut dia, sudah dilakukan.
"Pembahasan-pembahasan yang mendetail berkaitan tsunami sudah dilakukan," kata dia.
Budi juga menampik anggapan bahwa Bandara Kulon Progo belum memperhitungkan dampak lingkungan. "Membangun pasti memperhatikan lingkungan, karena tidak ada artinya membangun jika tidak memperhatikan lingkungan," kata dia.
Dengan keberadaan bandara yang ditargetkan beroperasi pada 2019 itu, menurut Budi, Yogyakarta akan menjadi destinasi wisata terbesar kedua Indonesia setelah Bali. Kunjungan wisata ke kota gudeg itu juga akan meningkat signifikan jika bandara baru tersebut nanti didukung dengan aksesibilitas yang memadai seperti jalan tol dan rel kereta api.
Bandara internasional di Kulon Progo itu akan berdiri di atas tanah seluas 600 hektar. Bandara itu ditargetkan mampu menampung 14 juta penumpang per tahun, bahkan pada fase pembangunan kedua diproyeksikan menampung 21 juta penumpang.
(T.L007/T007)
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017