Malang (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan bangsa Indonesia selama sekitar 40 tahun sudah salah arah dalam penggunaan energi, karena merasa kaya akan kekayaan alam. "Selama bertahun-tahun kita boroskan penggunaan bahan bakar (energi) yang kita miliki dengan cara menjual murah ke negara-negara pengimpor," katanya, dalam pidato pencanangan Unmuh Malang sebagai Kampus Agrokomplek dan Pusat Pengembangan Energi Terbarukan di kampus setempat, Sabtu. Sebelum jumlah penduduk naik drastis dan harga minyak turun, Indonesia yang kaya akan kekayaan alam bidang energi begitu boros. Namun sekarang kebijakan harus dirombak total, karena kondisinya sudah berbeda dan jumlah penduduk terus meningkat. Ia mencontohkan, sekitar tahun 1960-1979-an begitu mendengar harga minyak naik, Indonesia bisa tersenyum. Namun sekarang sebaliknya, harga minyak dunia naik, pemerintah dan komponen bangsa, termasuk masyarakatnya, justru jidatnya mengkerut. Karena kondisi alam yang menghasilkan energi semakin menipis, menurut Wapres, maka kebijakan harus diubah, yakni harus pandai-pandai menghemat energi serta mulai menggalakkan penggunaan energi alternatif, sehingga bangsa Indonesia bisa memiliki kelangsungan hidup terutama dalam bidang energi. Seperti yang dilakukan Unmuh Malang yang mencoba mengembangkan energi listrik dengan teknik mikro hidro yang tanpa biaya besar dan tanpa polusi, dengan memanfaatkan potensi air di sekitarnya. Namun demikian, lanjut Wapres, kunci dari keberlangsungan mikro hidro juga harus dibarengi dengan menjaga kelestarian hutan, termasuk menanam tanaman yang menyerap air. Menurut dia, saat ini era harga energi murah sudah berakhir, karena harga minyak mentah dunia juga cukup mahal dan diperkirakan beberapa tahun mendatang (tidak sampai 15 tahun) harga minyak mentah sudah mencapai 100 sampai 200 dollar AS per barel. Sekarang ini, lanjutnya, pemerintah juga tengah mengkaji harga energi yang seimbang untuk per orang pada tahun 2009. Saat ini subsidi energi bagi masyarakat sudah mencapai Rp80 triliun. "Oleh karena itu, kita semua harus mulai hemat energi dan menggunakan energi alternatif seperti penggunaan minyak tanah juga harus mulai dikonversikan ke elpiji yang lebih murah, aman dan bersih," paparnya. (*)
Copyright © ANTARA 2007