Cilacap (ANTARA News) - Komunitas Padhang Bulan di Desa Widarapayung, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, mengembangkan usaha kuliner berbahan dasar "yutuk" atau undur-undur laut (Emerita sp).

"Yutuk banyak terdapat di pesisir selatan Cilacap hingga Parangtritis, Yogyakarta. Kalau di pantai utara tidak ada," kata salah seorang pegiat Komunitas Padhang Bulan Suratman di Desa Widarapayung Wetan, Kecamatan Binangun, Cilacap, Jumat.

Ia mengatakan usaha kuliner berbahan dasar "yutuk" itu baru berjalan sekitar tiga bulan meskipun Komunitas Padhang Bulan sudah dua tahun terbentuk.

Menurut dia, hal itu dilakukan sebagai upaya agar "yutuk" yang selama ini banyak dikonsumsi oleh masyarakat pesisir selatan Cilacap dapat dikenal secara luas.

"Kami punya program untuk mengolah yutuk dan dijual dengan kemasan yang menarik karena kemasan turut mempengaruhi minat pembeli untuk membeli," katanya

Kendati kuliner berbahan "yutuk" itu baru ditujukan untuk pasar lokal, dia mengatakan pihaknya telah mencoba menawarkannya melalui media sosial.

"Alhamdulillah ada beberapa orang yang tertarik untuk memesan kuliner berbahan yutuk ini," katanya.

Lebih lanjut, Suratman mengatakan kuliner berbahan "yutuk" yang diproduksi Komunitas Padhang Bulan di antaranya berupa rempeyek dan rica-rica.

Menurut dia, rempeyek "yutuk" dijual dengan harga Rp10.000 per bungkus isi lima keping sedangkan rica-rica "yutuk" juga dijual dengan harga Rp10.000 per bungkus.

"Kami juga akan mencoba menciptakan rekor MURI (Museum Rekor Dunida-Indonesia) pada Sabtu (26/8) malam sebagai upaya memperkenalkan kuliner berbahan dasar yutuk kepada masyarakat luas," katanya.

Dalam penciptaan rekor yang digelar saat acara pesta rakyat bertema "Rayakan Rame-Rame", kata dia, pihaknya akan menciptakan gunungan setinggi 5 meter dengan diameter 2,5 meter yang dibuat dari susunan 12.000 rempeyek "yutuk".

Ia mengatakan pascapenciptaan rekor Muri tersebut, pihaknya ke depan akan terus mengembangkan kuliner berbahan dasar "yutuk" agar makin dikenal dan diminati masyarakat di berbagai daerah.

"Kami juga akan segera mengurus izin industri rumah tangga (IRT) serta melibatkan masyarakat termasuk ibu-ibu rumah tangga dalam mengembangkan usaha kuliner ini," katanya.

Pewarta: Sumarwoto
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017