Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pertanian Amran Sulaiman menjelaskan kondisi sejumlah bahan pangan kepada Presiden Joko Widodo.
"Ya pasti tadi membicarakan pangan, beliau tanyakan posisi terakhir khususnya pangan sampai dengan bulan Agustus. Beliau tanyakan tentang jagung dan syukur Alhamdulillah sampai dengan Agustus, sampai dengan hari ini tidak ada impor," kata Amran di lingkungan Istana Presiden Jakarta, Jumat.
Amran juga melaporkan soal bawang yang menurutnya sudah dalam posisi ekspor dan bukan lagi impor seperti pada tahun-tahun sebelumnya.
"Kemudian bawang juga ditanyakan beliau, pada 2014 kita impor 72 ribu ton, pada 2015 kita impor 17 ribu ton. Pada 2017 kita ekspor ke Thailand, yang dulunya kita impor dari Thailand, sekarang kita ekspor ke Thailand 5.600 ton," tambah Amran.
Selanjutnya mengenai beras, Amran menjelaskan bahwa serapan per hari ini adalah 8.000-9.000 ton per hari.
"Kalau ini berjalan terus 2-3 bulan ke depan insya Allah semua aman, mengenai masalah hama, ini yang selalu perlu kami jelaskan kepada publik, kami sudah meminta laporan ke 17 provinsi penghasil padi seluruh Indonesia ada totalnya 67 ribu hektare serangan hama dibandingkan luas tanah 13 juta hektare jadi itu kurang lebih 0,4 persen sedangkan, ambang batas untuk hama itu 5 persen. Jadi masih jauh dibawah ambang batas, karena kami melakukan preventif bukan kuratif," jelas Amran.
Preventif artinya pemerintah melakukan pengendalian dulu sebelum serangan hama besar-besaran terjadi.
Sedangkan mengenai Harga Eceran Tertinggi (HET) beras sudah disepakati HET beras medium senilai Rp9.450 sedangkan HET beras premium Rp12.800.
"Ini sudah konsesus kita bersama, kalau ini kita jaga insyaallah tidak ada lagi nanti gejolak harga yang menjadi tanggungan setiap Lebaran atau tahun baru," ungkap Amran.
Amran juga menargetkan bahwa pemerintah tidak akan mengimpor beras.
"Kita perhitungkan kalau Insya Allah targetnya Bulog serapan 1,1 juta ton, diminta tadi bapak Presiden serapan 1 juta, kalau 1 juta ton sampai Desember artinya apa? Stok kita ada 1,7 ton di akhir tahun. Itu lebih dari cukup. itu hitungannya sangat sederhana," ungkap Amran.
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017