Jakarta (ANTARA News) - Beragam hal bisa menjadi alasan munculnya nyeri sendi, salah satunya faktor usia, ujar ahli kesehatan.

“Usia diatas 40 tahun, wanita kegemukan, pekerjaan dan aktivitas atau olahraga berlebih serta faktor genetik. Memiliki kontribusi terhadap kerusakan sendi,” jelas dr. Mahdian Nur Nasution, SpBS, dalam keterangan persnya, Jumat.

Tubuh manusia terdiri dari 206 tulang, dan 230 sendi baik yang menopang tubuh secara langsung dan tidak.

Normalnya, pada usia muda baik tulang maupun sendi tidak mengalami masalah, tulang rawan sendi (cartilage) masih tebal melindungi dengan baik kapsul sendi serta jaringan sekitarnya seperti otot dan penghubung sendi.

Kerusakan sendi dapat terjadi di semua bagian tubuh seperti tulang belakang, pinggang, tangan dan lutut yang merupakan lokasi tersering terjadinya nyeri.

Secara kasat mata kerusakan sendi tidak bisa dilihat terlebih pada derajat ringan. Kemerahan dengan memar akan terlihat jika kerusakan sendi sudah terjadi pada derajat yang lebih berat.

"Nyeri kronik pada daerah sendi merupakan jenis nyeri yang paling sering terjadi pada seseorang. Angka kejadiannya sekitar 15 persen dari semua jenis nyeri, dengan penyebab paling umum berupa osteoartritis," tutur Mahdian yang merupakan Ahli Nyeri dari Klinik Onta Merah Pain and Spine Center, Jakarta.

Pada pemeriksaan laboratorium darah tepi, imunologi, dan cairan sendi, kondisi ini umumnya tidak memiliki kelainan kecuali osteoartritis yang disertai dengan peradangan.

Untuk melengkapi diagnosis, dokter biasanya melakukan pemeriksaan radiologis untuk mengetahui penyebab nyeri sendi. Dari pemeriksaan radiologis dapat diketahui adanya penyempitan celah sendi, kista tulang dan osteofit pada pinggir sendi.

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2017