Riyadh (ANTARA News) - Lebih dari 1,4 juta orang muslim sejauh ini sudah tiba di Arab Saudi untuk menunaikan ibadah haji menurut pihak berwenang pada Kamis (24/8).
Tahun ini lebih dari dua juta orang diperkirakan menjalankan ibadah haji, yang prosesnya akan dimulai pekan depan.
"Sejauh ini 1.313.946 peziarah sudah tiba melalui perjalanan udara, 79.501 melalui darat, dan 12.477 melalui laut -- meningkat 33 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu" menurut kantor berita Arab Saudi, SPA, mengutip para pejabat paspor.
Itu mencakup lebih dari 400 orang dari Qatar menurut siaran media setempat, meski ada perselisihan antara Doha dan Riyadh mengenai pengaturan untuk ibadah tersebut menurut warta kantor berita AFP.
Seluruh jemaah Qatar tiba melalui perlintasan batas Salwa.
Pelaksanaan ibadah haji tahun ini dibayangi krisis politik terburuk di Teluk dalam puluhan tahun, dengan Arab Saudi memimpin blok empat negara Arab untuk memutuskan seluruh hubungan diplomatik dengan Doha pada 5 Juni karena tuduhan Qatar membantu kelompok-kelompok ekstremis.
Qatar membantah tuduhan tersebut dan mengatakan pekan ini bahwa mereka khawatir jemaahnya akan mendapat perlakuan buruk di Arab Saudi.
Namun media Arab Saudi berulang kali menyiarkan gambar-gambar yang menunjukkan bagaimana petugas dengan sopan membantu jemaah Qatar.
Kementerian Haji menyatakan kerajaan tempat suci umat Islam itu menyambut seluruh jemaah dari berbagai negara.
Kementerian menambahkan bahwa mereka siap menangani kerumunan lebih banyak orang setelah penyelesaian pekerjaan perluasan Masjidil Haram di Makkah.
Lebih dari 1,8 juta Muslim menunaikan ibadah haji tahun lalu.
Namun 64.000 anggota jemaah Iran untuk pertama kali dalam tiga dekade minggir setelah ketegangan antara Riyadh dan Tehran meningkat menyusul kejadian desak-desakan yang menyebabkan kematian banyak orang pada masa haji 2015.
Satu kesepakatan sudah dicapai awal tahun ini yang memungkinkan warga Iran menunaikan ibadah haji.
Iran dan Arab Saudi akan saling melakukan kunjungan diplomatik pekan ini menurut Teheran, yang mungkin akan menjadi tanda meredanya ketegangan antar kedua negara yang memutuskan hubungan tahun lalu.(hs)
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017