Ramallah, Palestina (ANTARA News) - Pertemuan antara Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan delegasi Amerika Serikat (AS) pada Kamis (24/8) di Ramallah, Tepi Barat Sungai, "positif" menurut seorang pejabat senior Palestina.
Delegasi Amerika yang mengadakan pembicaraan dengan Abbas di markasnya meliputi Utusan Khusus Presiden AS Donald Trump dan Perunding Senior Jason Greenblatt, menantu dan Penasihat Trump, Jared Kushner, dan Wakil Penasehat Keamanan Nasional Dina Powell.
Kunjungan mereka ke Timur Tengah meliputi negara Arab Saudi, Qatar, Uni Emirat Arab, Mesir, Yordania dan Palestina.
Nabil Abu Rudeinah, seorang pembantu Abbas, mengatakan di dalam satu pernyataan resmi pertemuan itu "konstruktif, mendalam dan positif".
"Pembicaraan tersebut sungguh-sungguh telah menngatasi masalah bersama," kata Abu Rudeinah, menambahkan, "Presiden Abbas kembali menyampaikan kepada delegasi itu pendirian politik Palestina, terutama prinsip penyelesaian dua-negara di perbatasan 1967 dan penghentian semua kegiatan permukiman."
Pembantu Abbas mengatakan delegasi AS dan Presiden Abbas "sepakat untuk melanjutkan dialog mereka yang ditujukan untuk mencapai kesepakatan perdamaian komprehensif dan bersejarah".
Menurut Abu Rudeinah, Abbas menekankan mengenai resolusi internasional, kesepakatan yang telah ditandatangani, peta jalan dan gagasan perdamaian Arab.
Dalam pertemuan tersebut, Abbas mengatakan, "Delegasi itu bekerja untuk perdamaian dan kami bekerja sama guna segera mencapai apa yang digambarkan oleh Presiden Trump sebagai kesepakatan perdamaian."
"Kami mengetahui situasinya rumit dan sulit, tapi tak ada yang tak mungkin di tengah upaya baik yang saat ini dijalankan," kata Abbas.
"Kami sangat menghargai upaya Presiden Trump, yang mengumumkan sejak awal bahwa ia akan mengupayakan kesepakatan perdamaian yang bersejarah, dan mengulangi lebih dari satu kali selama pertemuan kami di Washington, Riyadh atau Bethlehem," tambah Abbas.
Sementara Kushner mengatakan, "Kami telah dikirim hari ini dari Washington untuk berbicara mengenai topik yang sangat penting, hubungan damai antar-negara di wilayah ini secara keseluruhan."
"Presiden Trump sangat optimistis dan mengharapkan masa depan yang lebih baik bagi rakyat Palestina dan Israel," kata Kushner.
"Kami harap mereka bisa bekerja sama, hidup berdampingan selama bertahun-tahun dan memiliki hubungan yang jauh lebih baik."
Kunjungan delegasi AS itu disambut demonstrasi di Ramallah, tempat puluhan orang Palestina berkumpul di Al-Manara Square di pusat kota untuk mencela kunjungan delegasi Amerika Serikat tersebut.
Selama demonstrasi tersebut, yang diserukan oleh faksi nasionalis dan Islam, pengunjuk-rasa mengibarkan bendera Palestina dan membubuhkan tandatangan dalam Bahasa Arab serta Inggris, untuk menolak sikap "bias" Amerika terhadap Israel.
Issam Baker, koordinator faksi Islam dan nasional, mengatakan kepada Xinhua demonstran menekankan perlunya Palestina tidak kembali ke perundingan di bawah pengawasan Amerika Serikat, yang telah diupayakan selama lebih dari 20 tahun, sementara Israel terus mencuri tanah Palestina dan memperluas permukiman Yahudi.
Baker juga mengatakan rakyat Palestina mempertimbangkan kepentingan besar upaya internasional yang dipelopori oleh Tiongkok dan Rusia untuk menetapkan garis perbatasan Palestina, yang telah diakui oleh lebih dari 138 negara.
Ia menambahkan rakyat Palestina menyeru anggota tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa agar memikul tanggung-jawab mereka guna mengakhiri pendudukan Israel atas Wilayah Palestina. (Uu.C003)
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017