Kabanjahe, Sumut (ANTARA News) - Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mengaku selalu ingat dengan Kabupaten Karo, Sumatera Utara, karena menjadi "pekerjaan rumah" pertama sebagai pimpinan institusi kepolisian.
Dalam bakti sosial-kesehatan Polri di Stadion Samura, Kabanjahe, Karo, Kamis, Kapolri mengatakan, ketika baru menjabat, ia langsung dihadapkan dengan kerusuhan massa yang terjadi di Desa Lingga, Kecamatan Simpang Empat.
Ia menilai peristiwa kerusuhan yang menyebabkan seorang warga tewas tersebut sebagai pengalaman pahit selaku pimpinan Polri. "Baru seminggu saya menjabat, langsung saya terbang ke sini," katanya.
Kapolri menilai, kerusuhan yang terjadi akibat penolakan warga karena desanya akan menjadi area relokasi pengungsi erupsi Gunung Sinabung itu karena kurangnya komunikasi.
Karena itu, Kapolri meminta bantuan sejumlah perwira Polri yang pernah bertugas di Sumut seperti mantan Kapolda Sumut Irjen Pol Eko Hadi Sutedjo dan mantan Kapolres Kombes Pol Ricky Wackanao.
Dari peristiwa di Karo tersebut, Kapolri mengambil pelajaran bahwa ada yang perlu dikerjakan terus selain penanganan pengungsi, yakni perlunya terus dilakukan komunikasi dengan warga.
Komunikasi yang dimaksud bukan hanya dialog secara lisan, tetapi juga memberikan bantuan guna mencairkan berbagai kebekuan yang ada. Apalagi secara psikologis, warga cukup lama berada dalam pengungsian.
Karena itu, Polri berupaya melakukan berbagai kegiatan, termasuk dengan memberikan bantuan untuk meyakinkan masyarakat bahwa Polri peduli dengan masyarakat.
"Kita bukan musuh dalam proses penangangan (erupsi Gunung) Sinabung," katanya di depan ribuan warga yang menghadiri bakti sosial tersebut.
Peristiwa di Karo juga membuat Kapolri terus mengedepankan pendekatan komunikasi dan persuasif dalam menyelesaikan masalah sosial dibandingkan aspek penegakan hukum.
Pewarta: Irwan Arfa
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017