"Ada 40 swasta yang mengusulkan, tinggal evaluasi. Yang dilihat cukup satu saja, isi rekeningnya, berapa isinya apakah sudah siap menyalurkan alat-alat ini?" kata Menteri Pertanian Amran Sulaiman ketika meninjau hasil inovasi teknologi pertanian di Serpong, Tangerang, Kamis.
Inovasi yang dikembangkan antara lain, traktor beroda empat, alat tanam padi, alat tanam bawang, hortikultura hulu-hilir, alat panen bawang dan "combine harvester".
Menurut Amran jika alat-alat sudah siap maka tahun ini akan dianggarkan untuk pengembangan, produksi hingga distribusinya.
Hingga saat ini Kementerian Pertanian masih mengevaluasi semua 40 pihak swasta tersebut untuk dikaji bagaimana kesiapan dari investor tersebut.
Untuk "combine harvester", katanya, mampu menekan biaya produksi hingga 50 persen. Jika dulu petani menghabiskan biaya Rp2 juta dalam sekali produksi maka dengan inovasi "combine harvester" hanya menghabiskan Rp1 juta.
Selain itu masa panen bisa dilakukan dua kali, sebab masa panen bisa dipangkas lebih cepat, dalam waktu tiga jam bisa untuk satu hektare. Kemudian untuk hasil produksi mampu meningkat sampai 15 persen.
Amran sempat mencoba traktor beroda empat tersebut dan memahami bagaimana cara kerja alat tersebut. Ia juga memberikan masukan tentang alat panen bawang agar dibuat lebih efisien dalam mengurangi tanah sehingga tersisa bawangnya saja.
Ia memproyeksikan setiap tahun siap untuk mendistribusikan sekitar 80.000 hingga 100.000 alat baru teknologi pertanian. Upaya tersebut untuk meningkatkan kesejahteraan petani.
"Saya ingin itu para pemuda petani mau untuk turun ke lapangan, sehingga produktivitas pertanian bisa meningkat dari tangan-tangan pemuda," katanya.
Berapa biaya yang dibutuhkan untuk mendistribusikan belum dijelaskan secara rinci, sebab masih mengevaluasi pihak swasta serta memperbaiki peralatan yang belum sempurna.
Pewarta: Afut Syafril
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2017