Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Science Advances tersebut merupakan studi perdana untuk menciptakan peta komprehensif zat arsenik dalam air tanah di Pakistan, dan menyusul serangkaian studi skala kecil yang menunjukkan tingginya kadar arsenik di sejumlah wilayah.
Sampel air tanah dikumpulkan dari hampir 1.200 lokasi di seluruh penjuru Pakistan, dan peneliti menggunakan model untuk memproyeksikan potensi peningkatan kadar arsenik untuk seluruh Pakistan.
Wilayah Punjap timur, termasuk Kota Lahore, dan Hyderabad merupakan kawasan dengan air tanah terkontaminasi yang berpotensi dikonsumsi oleh banyak warga.
Banyak kawasan di wilayah padat penduduk di sepanjang Sungai Indus dan anak-anak sungai tersebut menunjukkan kadar arsenik dalam air tanah lebih tinggi daripada batas 10 mikrogram per liter yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
"Kadar yang sangat tinggi, di atas 200 mikrogram/liter, terutama ditemukan di daerah selatan," menurut laporan tersebut.
"Ini merupakan kadar yang sangat tinggi sehingga semua sumur sumber air minum di Dataran Indus harus diuji coba," ujar ketua peneliti Joel Podgorski, ahli geofisika Swiss Federal Institute of Aquatic Science and Technology (Eawag), seperti dikutip AFP.
Secara keseluruhan, 50 sampai 60 juta orang menggunakan air tanah yang sangat mungkin mengandung lebih dari 50 mikrogram per liter, atau lima kali lebih tinggi dari pedoman WHO.
Warga yang rutin meminum air terkontaminasi arsenik memiliki risiko lebih tinggi terjangkit kanker paru-paru, sakit jantung dan gangguan pada kulit. (ab/)
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017