Vitalis Luan (62) dan Fransiskus Mali (67) menyerahkan enam senjata api kuno itu ke aparat Polri-TNI di sela acara bakti sosial Polri bersama TNI.
"Kami merasa puas bisa menyerahkan senjata-senjata ini kepada bapak-bapak dari Polri dan TNI," kata Vitalis di Desa Loonuna, Kecamatan/Distrik Lamaknen Selatan, Kabupaten Belu, NTT, Kamis.
"Awalnya kami merasa takut dan ragu untuk menyerahkan senjata-senjata itu karena takut mendapat ancaman atau bagaimana. Tapi ternyata sambutan dari Polri dan TNI sangat baik," katanya.
Tentara veteran itu mengaku menemukan senjata-senjata tersebut di dalam gua di sekitar wilayah desa di dekat wilayah perbatasan dengan Timor Leste.
Dia menduga keenam senapan model kuno itu digunakan pada masa perang kemerdekaan melawan Belanda atau Portugis.
"Kami temukan senjata itu di dalam gua, kemudian kami simpan, karena tidak tahu harus diapakan. Sekarang senjata-senjata ini kami serahkan, karena memang bukan punya kami," tutur Vitalis.
Kepala Polres Belu AKBP Yandri Irsan menghimbau warga, terutama yang masih menyimpan senjata api jenis apa pun, tidak takut dan ragu untuk menyerahkan senjata-senjata api yang mereka simpan kepada Polri atau TNI.
"Warga yang masih menyimpan senjata, jangan takut untuk menyerahkannya karena tidak akan kami proses hukum. Tapi kalau saat operasi kami temukan ada senjata, maka akan berhadapan dengan hukum," kata Yandri.
(Baca: Tiga karung berisi mortir ditemukan di Karawang)
Pewarta: Cornea Khairany
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017