Purwokerto (ANTARA News) - Sebanyak 16 peternak sapi perah terpilih mengikuti Program Fonterra Dairy Scholarship (FDS) atau Beasiswa Pendidikan Ketrampilan Usaha Sapi Perah yang diinisiasi Fonterra Brand Indonesia bersama Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan.
"Mereka yang terseleksi ini akan mendapat pelatihan bagaimana meningkatkan produksi dan kualitas susu agar pendapatan usaha lebih baik," kata Kepala Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BBPTU-HPT) Baturraden Sugiono di Baturraden Purwokerto, Rabu.
Pada acara peluncuran program FDS itu, Sugiono mengatakan, masih banyak usaha peternakan sapi perah yang dikelola secara tradisional sehingga produksi susu belum optimal.
"Peternak muda yang terpilih ini nanti diharapkan menularkan ilmunya kepada peternak lain," katanya.
Sementara Mandar Namjoshi, Acting Managing Director Fonterra Brands Indonesia mengatakan, pihaknya mempunyai komitmen untuk membantu mengembangkan peternak sapi perah Indonesia.
Kami antusias untuk berbagi keahlian peternakan sapi perah selama puluhan tahun kepada peternak Indonesia," katanya.
Boedwi Brontosantoso, Senior Manager Pembangunan Peternakan Susu (Dairy Development) Fonterra Brand Indonesia, mengatakan, program inisiatif ini merupakan bagian dari dukungan Fonterra, koperasi susu Selandia Baru terhadap peningkatan kapasitas SDM peternak sapi perah.
Ia menjelaskan, pada program yang dijalankan setiap tahun sejak 2013 itu peserta akan mendapat pembekalan pengetahuan tentang cara beternak di daerah tropis melalui tiga fase pendidikan selama enam minggu dengan lokasi praktek di BBPTU-HPT Baturaden, Jawa Tengah, kemudian di Selandia Baru dan terakhir Balai Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara, Jawa Barat.
Ia mengungkap, pada angkatan sebelumnya, setelah mendapatkan pembinaan tersebut, umumnya peternak berhasil meningkatkan produksi dan kualitas susu melalui pemberian nutrisi pakan yang seimbang, kebersihan kandang, dan manajemen penanganan susu segar.
"Hasil akhirnya adalah peningkatan pendapatan peternak," katanya.
Dengan pendapatan yang bertambah, pelatihan tersebut diharapkan memotivasi dan menciptakan lahirnya peternak-peternak baru yang bisa menghasilkan produk susu dan turunannya yang berkualitas untuk konsumsi dalam negeri.
Sementara Teguh Boediyana, Ketua Dewan Persusuan Nasional yang hadir di acara itu, mengapresiasi program itu karena mampu meningkatkan kapasitas peternak untuk mengelola usaha secara efisien.
"Saya harap Fonterra tidak hanya peternak tetapi juga investasi usaha sapi perah di Indonesia, sebagai contoh pengelolaan usaha sapi perah yang baik," kata Teguh yang juga Staf Khusus, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM).
Hingga kini Fonterra sudah melatih 39 peternak lokal dan sembilan petugas pemerintah yang kemudian membagikan pengetahuan dan keterampilan baru tersebut kepada sekitar 1.200 peternak dan pelaku industri susu lainnya.
Fonterra adalah salah satu perusahaan susu terbesar di dunia dari sisi turn over dan merupakan eksportir susu terbesar dengan pangsa pasar lebih dari sepertiga perdagangan susu dunia.
Fonterra yang berdiri Oktober 2001,merupakan perusahaan koperasi susu (co-operative dairy company), dimiliki oleh lebih dari 10.500 petani di Selandia Baru yang memasok lebih dari 14 miliar liter susu setiap tahunnya.
Sedangkan Fonterra Brands Indonesia berdiri pada tahun 1999, terus mengalami pertumbuhan pesat dan merupakan salah satu pasar terbaik Fonterra di Asia.
Beberapa produk terkenal Fonterra di Indonesia di antaranya adalah Anlene yang dikenal sebagai susu untuk menjaga kesehatan tulang dan mencegah osteoporosis pada orang dewasa. Produk lainnya adalah Anchor dengan sasaran untuk kesehatan keluarga, selain itu ada pula Anmum yang ditujukan untuk wanita hamil.
Fonterra Brands Indonesia memiliki karyawan tetap sekitar 150 orang dan 1.300 karyawan outsourcing. Perusahaan ini bekerja sama dengan para distributor untuk mendistribusikan produk yang tersebar pada 60.000 gerai di seluruh Indonesia.
Pewarta: Budhi Santoso
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2017