Sidoarjo (ANTARA News) - Beberapa tanggul penahan lumpur Lapindo Brantas Inc, kini kondisinya rawan jebol, menyusul tanggul utama (cincin) di dekat pusat semburan lumpur makin kritis, setelah volume semburan makin meningkat. Humas Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) Ahmad Zulkarnain di Sidoarjo, Jumat, membenarkan beberapa tanggul yang kritis itu antara lain titik 44 dan 45 di dekat semburan. Bahkan, di dua titik itu, kalau malam hari sering mengalami "over topping". "Tanggul yang kritis cukup banyak, selain di tanggul cincin, juga tanggul di Pejarakan. Hal ini, karena semburan lumpur meningkat, kalau pada malam hari. Mungkin saja pengaruh gravitasi bumi, selain kalau malam hari banyak pekerja yang istirahat," katanya. Ia mengatakan, pihaknya masih belum persis mengetahui penyebab meningkatnya volume semburan lumpur yang mengakibatkan sejumlah tanggul penahan lumpur, termasuk tanggul utama dalam kondisi kritis. Dugaan karena faktor alam, dimana pada malam hari volume lumpur terpengaruh gravitasi bulan, juga karena dipengaruhi jumlah pekerja tanggul maupun operator alat berat yang lebih sedikit daripada para pekerja yang beraktifitas di siang hari Sementara, BPLS akan menambah tiga pompa ulir untuk membuang lumpur secara langsung ke Sungai Porong. Penambahan pompa ini untuk mengantisipasi, bila spillway tidak mampu lagi menampung lumpur dari titik semburan yang terus mengalir ke arah selatan. Ahmad Zulkarnain mengatakan, penambahan tiga pompa ulir ini sudah dilakukan sejak dua minggu lalu. Namun masih satu unit yang didatangkan dan menurut rencana dua unit pompa ulir lainnya akan dipasang pada pekan ini. "Kami sudah memasang satu pompa ulir di Pejarakan. Masih kurang dua lagi, yang rencananya akan dipasang dalam waktu dekat. Penambahan pompa ulir ini, selain untuk membuang lumpur ke Sungai Porong secara langsung, juga mengantisipasi bila pompa di spillway macet oleh panasnya lumpur," katanya. Sementara itu, dari pantauan di lapangan spillway masih terus terisi lumpur. Lumpur dari titik semburan terus mengalir ke selatan menuju spillway. Meski demikian, di spillway terjadi pendangkalan oleh lumpur yang mengeras.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007