Serang (ANTARA News) - Isu akan terjadi gempa yang berpotensi menimbulkan gelombang tsunami melalui pesan singkat telepon selular (SMS) mempengaruhi jumlah pengunjung yang datang ke obyek wisata Pantai Anyer Bandulu, Kabupaten Serang, Banten.
Normalnya jumlah Wisatawan pada hari libur akhir pekan atau hari libur panjang selama tiga hari seperti saat ini biasanya lebih dari 1.000 orang di sepanjang Pantai Anyer Bandulu, namun saat ini wisatawan yang datang kurang dari 500 orang, kata Pengawas Penjaga Pos Pantai Anyer Bandulu, Tamimi Ulum, di Serang, Banten, Jumat.
"Saat ini jumlah wisatawan pantai sedikit, karena ada isu akan terjadi gelombang tsunami di daerah pesisir Banten melalui SMS," kata Tamimi Ulum.
Menurut Ulum, warga yang berada pesisir Pantai Anyer sering kali mendapatkan isu akan terjadi gempa yang berpotensi menimbulkan gelombang tsunami.
Karena keseringan mendapatkan isu yang tidak jelas, warga pun menjadi terbiasa dengan isu tersebut, bahkan warga yang berada di sepanjang Pantai Anyer hingga Pantai Carita, Labuan Kabupaten Pandeglang, tidak merasa panik dengan adanya isu gempa dan tsunami.
Namun isu gempa dan tsunami hanya berdampak kepada berkurangnya penghasilan warga yang mengandalkan hasil penjualan pernak-pernik dan makanan khas obyek wisata pantai.
Agar kondisi warga di sekitar Pantai Anyer hingga Pantai Carita tetap kondusif, pihak terkait seperti Polisi Perairan (Polair), Pos penjaga pantai serta kecamatan melakukan koordinasi dengan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Serang untuk memantau keadaan cuaca dan gelombang di sekitar pantai.
Sementara itu Yudi Hadiyat (47) warga Kampung Ranca Lembang Desa Bandulu Kecamatan Anyer Kabupaten Serang, mengatakan memang warga Anyer sempat menerima isu akan ada gempa dan tsunami, namun tidak khawatir karena sebelumnya sudah ada penjelasan dari pihak kecematan hingga Rukun Tetangga (RT) kepada warga setempat.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007