Kolombo (ANTARA News) - Maskapai penerbangan nasional Srilangka menghentikan layanan udara domestiknya sehubungan memburuknya situasi keamanan dan anjloknya pengunjung asing, kata kepala eksekutif penerbangan tersebut, Jum`at. Srilankan Airlines akan melakukan penerbangan dalam negeri terakhir pada hari Selasa ke kota timur Ampara, menjadikan pulau itu tanpa adanya layanan internal secara teratur. Perusahaan telah mengoperasikan dua pesawat selama tiga tahun terakhir. Pihak militer Srilangka bulan lalu melarang Srilankan Airlines untuk mendaratkan pesawat amfibi berbaling tunggal berkursi delapan pada waduk-waduk air. "Perkembangan ini dilarang bersamaan dengan menurunnya jumlah wisatawan asing ke Sri Lanka, dan itu berarti bahwa Taksi Udara tersebut takkan dilanjutkan di masa depan," kata kepala eksekutif perusahaan itu, Peter Hill. Larangan itu adalah bagian dari langkah-langkah yang diambil pemerintah untuk mengatasi ancaman baru terhadap serangan-serangan udara yang dilakukan oleh pemberontak Macan Tamil, yang memamerkan kemampuan udaranya pada Maret lalu dengan menggunakan kapal jenis ringan untuk mengebom target-target ekonomi dan militer. Hill mengatakan, layanan jasa taksi udara dikenal populer di kalangan turis asing yang menggunakan pesawat-pesawat kecil itu untuk ke tempat-tempat lapangan golf dan kota-kota peristirahatan di pegunungan. Pada bulan lalu, Srilangka mengumumkan menutup layanan itu hanya pada bandara internasional, di mana pintu-pintu pemeriksaan masuk dan landasan pacu sekarang dikurangi sampai enam jam mulai dari pukul 10:00 waktu setempat. Jumlah wisatawan asing yang berkunjung ke pulau tersebut merosot hampir 20 persen menjadi 167.674 pada kuartal pertama tahun ini, sebagai akibat pertempuran antara tentara pemerintah dan pemberontak Macan Tamil yang makin meningkat, demikian menurut data-data pihak turisme setempat, demikian laporan AFP. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007