Banten (ANTARA News) - Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia (PB ISSI) akan mengevaluasi kegagalan balap sepeda nomor jalan raya kriterium meraih medali di SEA Games ke-29 2017, Malaysia.
Ketua Umum PB ISSI Raja Sapta Oktohari menyebut, hasil analisis awal, kekalahan itu disebabkan oleh masih kurangnya sinkronisasi tim.
"Itu akan kami jadikan bahan evaluasi untuk semuanya, termasuk atlet, pelatih," ujar pria yang biasa disapa Okto di sela acara pelepasan atlet balap sepeda track ke SEA Games 2017, di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Selasa.
Menurut Okto, salah satu hal yang menjadi sorotan ISSI adalah sistem kepelatihan. Pelatih sepeda Indonesia, dianggap Okto masih perlu ditingkatkan pengalaman dan pengetahuannya.
Oleh karena itu, dia pun berencana mendatangkan pelatih sepeda asing dalam beberapa waktu ke depan.
"Ini terkait dengan kebutuhan balap sepeda Indonesia untuk naik ke level yang lebih tinggi, bukan tentang dia pelatih asing atau bukan. Ini juga bagian dari usaha untuk meningkatkan kemampuan pelatih lokal," kata Okto.
Selain pelatih, PB ISSI juga menyasar ke pemanfaatan sains dalam olahraga, sektor di mana Indonesia dirasa semakin tertinggal dari negara-negara ASEAN lain.
"Kami mau melibatkan lebih banyak sains dalam persiapan atlet," tutur Okto.
Indonesia gagal merebut medali di cabang olahraga balap sepeda nomor jalan raya kriterium putra dan putri SEA Games 2017 yang digelar di Putrajaya, Malaysia, Senin (21/8).
Di sektor putra, medali emas diraih atlet tuan rumah Malaysia Moh. Harrif Saleh, perak direbut atlet Thailand Thanwut Sarikwathi dan perunggu menjadi miliki rekan senegara Harrif, Moh. Zamri Saleh.
Sementara di sektor putri, emas kriterium direbut atlet Vietnam Nguyen Thi That, perak direngkuh pebalap sepeda Malaysia Jupha Somnet dan perunggu menjadi milik atlet Thailand Jutatip Maneephan.
Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017