Blitar (ANTARA News) - Hari Lahir Pancasila yang jatuh setiap tanggal 1 Juni diusulkan diperingati secara nasional, baik di sekolah maupun instansi lainnya. "Sudah sepantasnya, Hari Lahir Pancasila ini diperingati secara nasional," kata Walikota Blitar, Djarot Saiful Hidayat usai memimpin Grebeg Pancasila untuk memperingati Hari Lahir Pancasila di Makam Bung Karno, Blitar, Jawa Timur, Jumat. Ia mengaku, sudah lama mengusulkan Hari Lahir Pancasila itu diperingati secara nasional, namun sampai sekarang belum mendapatkan respon dari pemerintah pusat. "Meskipun usulan kami belum mendapatkan respon, paling tidak setiap sekolah dan instansi pemerintah bisa menggelar upacara memperingati Hari Lahir Pancasila ini," ujar kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu. Djarot juga mengajak beberapa kepala daerah di seluruh pelosok Nusantara untuk menggelar acara memperingati Hari Lahir Pancasila ini, sehingga kesannya tidak hanya diperingati di Blitar saja. Ia menambahkan, hari lahirnya ideologi rakyat Indonesia itu perlu dilestarikan semua pihak, termasuk para generasi muda untuk menumbuhkan semangat nasionalisme yang sekarang ini sudah mulai luntur. Sementara Koordinator National Integration Movement (NIM), Ni Wayan Suriastini, menuturkan, sekarang ini bangsa Indonesia sedang mengalami krisis kesadaran akan budaya bangsanya sendiri dengan melupakan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. "Karena itu, kami berharap peringatan ini dapat menumbuhkan rasa cinta terhadap Ibu Pertiwi yang belakangan ini mengalami kemerosotan, akibat fanatisme kelompok yang berlebihan," ujar Suriastini selaku pendukung acara yang dilangsungkan di Makam Bung Karno itu. Menurut dia, munculnya berbagai kelompok kepentingan saat ini telah melunturkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. "Lihat saja, sekarang ini sudah banyak upaya-upaya untuk menolak Pancasila sebagai ideologi negara. Hak asasi manusia juga diabaikan, demikian dengan persatuan dan kesatuan sudah mulai menghadapi ancaman dengan munculnya gerakan-gerakan separatisme," paparnya mencontohkan.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007