Spurs tadinya mengharapkan era baru di kandang sementaranya itu dengan mencatatkan kembali statistik yang mereka catat di White Hart Lane di mana terakhir kali mereka kalah dalam pertandingan liga pada Mei 2015.
Alih-alih mereka malah meneruskan performa buruknya di stadion nasional itu di mana selama musim lalu mereka hanya menang dua kali dari 11 pertandingan, berbalikkan dengan Chelsea yang kini menang sembilan dari 11 pertandingan.
Pochettino mengungkapkan dia hanya menyesali dan tidak frustasi atau marah oleh kekalahan itu padahal Spurs tampil dominan.
"Efek Wembley bukan alasan kami kalah pada pertandingan ini," kata dia. "Tak adil menyalahkan stadion yang justru merupakan salah satu dari tempat terbaik di dunia untuk memainkan sepak bola."
Pochettino menolak anggapan bahwa para pemainnya terpengaruh oleh ukuran lapangan yang delapan persen lebih besar dari pada stadion kandang mereka yang tengah direnovasi menjadi sebuah stadion beraru berkapasitas 60.000 tempat duduk yang akan operasional pada musim 2018-2019.
"Jika Anda mencintai sepak bola Anda tahu bahwa Wembley bukan masalah. Kami tidak kalah karena lapangan tetapi karena mereka lebih efektif di depan gawang ketimbang kami," kata Pochettino. "Yang lebih penting lagi adalah penampilan tim yang membuat saya senang."
Harry Kane membuang banyak peluang gol, demikian juga dengan Christian Eriksen. Namun dominasi Spurs tidak bisa mematahkan Chelsea.
"Chelsea berusaha membendung kami dan saya senang kalah dengan cara seperti ini," kata Pochettino seperti dikutip Reuters.
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017