Magelang (ANTARA News) - Menjelang puncak Tri Suci Waisak 2007, Candi Borobudur di Magelng, Jawa Tengah bertabur obor pada Kamis (31/5) malam. Penyalaan puluhan obor dengan penyangga dari bahan logam yang masing-masing setinggi sekitar dua meter yang mengelilingi Borobudur dilakukan puluhan biksu dari aliran Theravada. Puluhan umat Buddha lainnya secara khusuk mengikuti prosesi ritual penyalaan obor Waisak itu. Puncak Waisak terjadi Jumat (1/6) pukul 08.03 WIB yang akan ditandai meditasi para biksu dan umat Budda di Candi Mendut, sekitar tiga kilometer timur Candi Borobudur. Mereka selanjutnya melakukan prosesi jalan kaki dari Candi Mendut melewati Candi Pawon dan berakhir di Candi Borobudur untuk pujabakti. Penyalaan obor pertama kali dilakukan Koordinator Vidya Kasabha (Dewan Sangha dan Rohani) Biksu Dhyanavira di pintu masuk sebelah timur kaki Borobudur, di kawasan zona I, kemudian dilanjutkan oleh para biksu Theravada. Tabuhan dan tiupan sejumlah alat musik khas Tibetan mengiringi prosesi penyalaan obor tersebut. Para biksu menyalakan obor sambil berjalan kaki searah jarum jam di pelataran yang mengelilingi Candi Borobudur dengan melantunkan tembang rohani Buddha. Sorotan lampu listrik ribuan watt dari berbagai sudut candi membuat suasana prosesi yang sederhana tersebut terkesan khusuk dan agung. Biksu Dhyanavira mengatakan, penyalaan obor di Candi Borobudur sebagai simbol kesadaran umat Buddha terhadap pentingnya terang batin dalam menjalani kehidupan. "Jika umat memiliki batin yang terang maka akan terbebas dari kebodohan, keserakahan, iri hati, tidak percaya diri, dan ragu-ragu dalam hidupnya," katanya. Puluhan obor yang ditata mengelilingi Candi Borobudur itu berasal dari para dermawan. Satgas Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) dan petugas satuan pengamanan zona I Candi Borobudur terlihat mengamankan prosesi tersebut. Sebelum para biksu dan umat Buddha memasuki zona I Candi Borobudur sejumlah petugas satpam di pintu tangga timur candi terlihat bersitegang dengan beberapa fotografer dan wartawan yang akan meliput prosesi tersebut. Petugas melarang fotografer dan wartawan memasuki pelataran zona I Borobudur. Saat rombongan peserta prosesi melewati pintu itu petugas tidak lagi melarang fotografer dan wartawan masuk. Tetapi hanya beberapa fotografer dan wartawan saja yang masuk ke zona I, sedangkan lainnya telah meninggalkan tempat itu.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007