Magelang (ANTARA News) - Api dharma Waisak Nasional 2251BE/2007 yang diambil dari api abadi Mrapen, Grobogan, Jateng, disakralkan di Pelataran Candi Mendut oleh dewan sangha, majelis agama Budha dan Lembaga Keagamaan Budha Indonesia (LKBI). Api dharma dari Mrapen yang tiba di Candi Mendut Kamis petang dibawa masuk ke pelataran candi oleh Ketua Umum DPP Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) Siti Hartati Murdaya dan Ketua DPD Walubi Jateng David Hermanjaya kemudian diserahkan pada dua bikhu. Hampir setiap tahun ritual Waisak, api dharma diambil dari Mrapen. Apidharma disemayamkan satu malam di Candi Mendut dan Jumat (1/6) akan dibawa menuju Candi Borobudur. Untuk mensakralkan api dharma para majelis, anggota sangha bersama-sama membacakan parita sutra atau mantra. Siti Hartati Murdaya mengatakan, seperti biasanya umat Buddha di Indonesia setiap tahun menyelenggarakan peringatan Tri Waisak di Pelataran Candi Borobudur dengan diawali pengambilan air dari mata air Jumprit, Temanggung dan pengambilan api alam dari Mrapen, Grobogan. Ia mengatakan, makna dari air memberikan suatu lambang kesejukan dan mewariskan apa yang diteladani Sang Buddha untuk mengusir makhluk jahat, sedangkan api suatu lambang dari penerangan dan semangat yang senantiasa berada dalam kehidupan manusia. Sang Buddha, katanya, telah menganjurkan kepada umat suatu jalan menuju kesempurnaan dalam kebahagiaan sejati. "Sang Buddha telah menjadi teladan yang sempurna bagi kita semua," katanya. Dalam rangka tri suci Waisak, katanya, umat Buddha perlu menyadari bahwa manusia perlu memperteguh sikap bersama untuk menuju hari-hari seperti dharma Sang Buddha sehingga hidup yang dilalui tidak sia-sia. "Api alam melambangkan nyala pelita hati kita dari kegelapan memancarkan sinar bodhicita yang penuh cinta kasih dan `welas asih` terhadap sesama," katanya. Ia mengatakan, perjuangan berat manusia adalah melawan dirinya sendiri yang dipengaruhi oleh hawa nafsu egoisme. Melalui hari Tri Waisak manusia harus bangkit dan mengakhiri kebodohan. Untuk melakukan kebajikan kepada diri sendiri, keluarga, dan pihak lain.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007