Jakarta (ANTARA News) - Tanaman ganja yang selama ini lekat dengan nilai negatif justru mempunyai lebih banyak nilai positif sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi masyarakat. Kepala Bidang Riset Indonesian National Institute on Drug Abuse (Inida), Tomi Hardjatno di Jakarta, Kamis mengatakan, ganja selama ini lekat dengan nilai negatif karena tidak ada upaya untuk mengembangkan ke arah positif. "Ganja hanya dikenal karena penyalahgunaannya saja yakni daun kering yang dihisap saja. Seolah, tidak ada manfaat lain dari tanaman ganja," katanya. Padahal, ganja mulai akar, pohon, dahan, ranting hingga daun yang dapat diolah menjadi tas, souvenir, obat dan aneka fungsi lain. "Kita perlu mengangkat nilai positif ganja," katanya. Ia mengatakan, jika nilai positif lebih terangkat maka akan dapat menekan peredaran gelap ganja yang selama ini lekat dengan tanaman khas Aceh ini. "Ganja tidak mungkin dimusnahkan dari Aceh karena penyebarannya sangat mudah. Bahkan, burung pun dapat menyebarkan benih ganja," katanya. Dikatakannya, ganja menjadi lekat dengan negatif terjadi karena ada ulah segelintir orang luar Aceh untuk dipasarkan di luar secara gelap, katanya. Terkait itu, Inida akan membahas masalah sisi positif ganja ini dalam suatu seminar akhir pekan ini dengan harapan dapat menemukan formula mengangkat nilai positif ganja. Di negara lain, upaya mengangkat sisi positif narkoba juga telah dilakukan. Di Bolivia, pemerintah menjadikan tanaman koka (bahan dasar kokain) menjadi bahan dasar roti, kue pasta gigi dan obat.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007