Jakarta (ANTARA News) - TNI AL harus menunjukkan komitmen kuat untuk menyelesaikan kasus sengketa tanah di Pasuruan, Jawa Timur yang menyebabkan empat warga setempat tewas akibat bentrokan yang terjadi, kata Anggota Komisi III DPR RI Lukman Hakim Saifuddin. "Panglima TNI harus menunjukkan komitmen kuat untuk menyelesaikan masalah sengketa tanah tersebut. Masalah ini tidak hanya terjadi di Pasuruan tetapi juga ada di daerah lain," katanya, di Jakarta, Kamis. "Tolong segera diselesaikan semua masalah sengketa tanah agar tidak terjadi hal serupa di tempat yang berbeda," katanya. Bentrokan antara warga setempat dengan TNI AL terjadi di lokasi Pusat Latihan Tempur (Puslatpur), Grati, Kabupaten Pasuruan, Jatim, Rabu (30/5) sekitar pukul 10.00 WIB dan menewaskan empat warga setempat Rohman (22), Mistin (26) , Siti Khodiyah (36) dan Sutam (50). Lukman menyayangkan aparat yang masih menggunakan peluru tajam untuk berhadapan dengan masyarakat, padahal, katanya, penggunaan peluru tajam seharusnya telah dilarang. "Saya sangat prihatin, sudah kesekian kalinya aparat dalam menghadapi rakyat sendiri menggunakan peluru tajam, kenapa mesti demikian. Kalaupun ada tindakan anarki dari masyarakat, aparat tetap tidak boleh menggunakan peluru tajam," ujarnya. Lukman pun mengimbau TNI AL bertanggung jawab terhadap masalah ini terutama pelaku penembakan. Meskipun alasan untuk membela diri, Lukman mengatakan tidak seharusnya aparat melepaskan tembakan dengan peluru tajam. "Masalah ini harus diselesaikan melalui jalur hukum. Ini adalah langkah jangka pendek, jangka panjangnya adalah TNI harus menyelesaikan tuntas kepemilikan tanah-tanah mereka yang sekiranya bersengketa dengan warga setempat," ujar Lukman. Selain itu, katanya, pihak yang bertanggung jawab terhadap tragedi tersebut harus segera memberikan santun baik kepada korban luka-luka maupun keluarga korban yang meninggal. "Korban harus diberikan kompensasi, apakah itu pengobatan dan lainnya," katanya.(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007