Pasuruan (ANTARA News) - Wakil Komandan Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) Korps Marinir Grati, Pasuruan, Jatim, Mayor (Mar) Husni Sukarwo dan 13 prajuritnya, Kamis, mulai menjalani pemeriksaan sesaat setelah ia diganti.Pemeriksaan tahap pendahuluan itu dilakukan setelah Serah Terima Jabatan (Sertijab) di markas Puslatpur Grati Pasuruan itu dipimpin Komandan Korps Marinir Mayjen TNI (Mar) Safzen Noerdin.Usai sertijab, Mayor Husni Sukarwo bersama 13 prajurit lainnya dibawa menuju ke markas Polisi Militer Angkatan Laut (Pomal) Pangkalan Utama TNI AL V (Lantamal V)."Tapi, mereka saat ini mereka masih diperiksa di Puslatpur Grati sebagai pemeriksaan pendahuluan. Mereka masih sebagai saksi dan belum menjadi tersangka," ucap Komandan Pomal (Danpomal) Lantamal V Surabaya Kolonel Laut Polisi Militer (PM) Totok Budi Susanto. Menurut Ketua Tim Penyidik itu, pemeriksaan akan difokuskan pada kronologis kejadian penembakan untuk mengetahui kebenaran dalam insiden yang menewaskan empat warga Desa Alastlogo, Pasuruan itu. Oleh karena itu, katanya, tim penyidik yang beranggotakan 12 orang akan turun ke Desa Alastlogo untuk meminta keterangan masyarakat setempat maupun korban yang melihat aksi penembakan. Dalam sertijab itu, Husni Sukarwo digantikan Mayor (Mar) Ludi Prastyono yang sebelumnya anggota Komando Latihan Marinir (Kolatmar) di Gunugsari, Surabaya, sedangkan Husni Sukarwo dikembalikan ke Kolatmar. Penggantian itu menyikapi insiden penembakan yang menewaskan empat warga Desa Alastlogo, Kecamatan Lekok, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur pada 30 Mei 2007. "Pencopotan (penggantian) Mayor Husni itu didasarkan Surat Perintah Nomor 340/V/2007 tertanggal 30 Mei 2007," ujar Safzen. Tujuan penggantian terhadap Wadan Puslatpur itu, katanya, dimaksudkan untuk mempercepat proses pemeriksaan insiden di Desa Alastlogo. Tentang penggantinya yakni Mayor Ludi Prastyono, ia mengharapkan Mayor Ludi agar segera mempelajari situasi di wilayah tersebut dan siap menghadapi semua kesulitan yang akan terjadi. "Untuk para prajurit yang saat ini berada di Puslatpur, agar tidak keluar markas lebih dulu sampai situasi membaik," tegasnya. Selain itu, Korps Marinir TNI AL juga sudah berencana memberikan santunan bagi para korban, namun hal itu belum dilakukan, karena masih menunggu emosi warga agak reda.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007