Saya mengajak kita semua untuk terus kerja bersama merawat kematangan demokrasi Indonesia, terutama di Pilkada Serentak tahun 2018
Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo mengajak semua pihak untuk terus kerja bersama merawat kematangan demokrasi Indonesia, terutama di Pemilihan Kepala Daerah Serentak tahun 2018.
"Saya mengajak kita semua untuk terus kerja bersama merawat kematangan demokrasi Indonesia, terutama di Pilkada Serentak tahun 2018," kata Presiden Jokowi ketika menyampaikan Pidato Kenegaraan dalam rangka HUT Ke-72 Proklamasi Kemerdekaan RI di depan Sidang Bersama DPD RI dan DPR RI di Jakarta, Rabu.
Dalam sidang bersama yang dipimpin Ketua DPD RI Oesman Sapta, Presiden Jokowi menyebutkan sebagai bagian penting dalam menjaga momentum kegembiraan demokrasi rakyat itu, pemerintah terus memerhatikan stabilitas keamanan, serta mendorong peningkatan kemampuan, profesionalitas dan kesejahteraan TNI dan Polri.
Pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia berterima kasih pada TNI karena selalu setia pada NKRI, selalu siaga menjaga kedaulatan bangsa dan negara, termasuk dari infiltrasi gerakan terorisme global.
Menurut Jokowi, semua pihak patut bersyukur karena pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah Serentak tahun 2017 di 101 daerah berjalan dengan aman dan damai. Pemerintah mengucapkan terima kasih atas gotong royong semua pihak, dari lembaga penyelenggara pemilu tingkat pusat dan daerah, aparat TNI dan Polri, segenap partai politik, termasuk kepada semua calon kepala daerah dan calon wakilnya.
Paling utama, lanjut Presiden, pemerintah mengucapkan terima kasih kepada rakyat Indonesia yang sudah memberikan suaranya, sebagai wujud kegembiraan berpolitik dan kematangan berdemokrasi.
Menurut Kepala Negara, pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia juga berterima kasih kepada Polri karena selalu menjaga rasa aman masyarakat, termasuk keberhasilan Polri, BNN dan Ditjen Bea Cukai dalam membongkar penyelundupan satu ton sabu.
Ke depan, TNI dan Polri harus terus diperkuat sebab tantangan ke depan sangat kompleks dan berubah sangat cepat. Tantangan pertahanan dan keamanan yang kita hadapi tidak lagi dalam paradigma Jawa Sentris, melainkan Indonesia Sentris. Karena itu, gelar pasukan TNI, serta strategi pertahanan Indonesia, harus bisa menjaga setiap jengkal tanah, setiap ombak lautan, dan setiap kaki langit Tanah Air, Indonesia.
"Sedangkan jenis ancaman yang kita hadapi sekarang bukan lagi hanya serbuan dari negara lain tetapi ancaman baru berupa gerakan ekstremisme, radikalisme, terorisme, perdagangan manusia, kejahatan narkoba, penyelundupan senjata dan kejahatan siber," paparnya.
Karena itu, Presiden Jokowi menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia, untuk terpanggil menjalankan tugas dan tanggung jawab kebangsaan untuk ikut serta bela negara, di manapun berada, apapun pendidikan, apapun profesi, apapun pekerjaannya, semua punya hak dan kewajiban serta kesempatan yang sama untuk bela negara.
"Sebagai penutup Pidato Kenegaraan di depan Sidang Terhormat ini, saya mengajak kita semua yang diberi amanat oleh rakyat, yang sedang memanggul mandat dari rakyat, agar tetap teguh menjadikan kesejahteraan umum dan keadilan sosial sebagai haluan kerja kita, sebagai tujuan kerja bersama kita, demi terwujudnya Indonesia Raya," tutur Presiden Jokowi.
Pewarta: Agus Salim
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017