Jakarta (ANTARA News) - Pasangan suami istri yang menjadi tersangka kasus dugaan penipuan dan penggelapan dana umrah pada perusahaan jasa perjalanan umrah First Travel, Andika Surachman dan Anniesa Desvitasari, mengaku banyak lupa saat diperiksa penyidik.
"Dia banyak lupa," kata Kabareskrim Polri Komjen Pol Ari Dono Sukmanto di Jakarta, Selasa.
Menurut Ari, alasan lupa diungkapkan tersangka saat dicecar soal aliran dana yang disetorkan puluhan ribu calon jamaah umrah.
Pasalnya dana di delapan rekening milik tersangka diketahui hanya tersisa Rp1,3 juta. Rekening tersebut sudah diblokir.
Polisi pun kini masih memetakan keterangan dua tersangka tersebut untuk mengetahui aliran dana para calon jamaah umrah yang telah disetorkan ke First Travel.
Sejumlah saksi pun sudah diperiksa oleh penyidik Direktorat Tindak Pidana Umum Bareskrim dalam kasus ini.
"Kami sudah periksa saksi-saksi staf dia, perwakilan dari nasabah yang dirugikan, kemudian dari pihak kedutaan sudah kami mintai keterangan juga," katanya.
Dalam kasus dugaan penipuan dan penggelapan dana pembayaran puluhan ribu calon jamaah umrah PT First Anugerah Karya Wisata atau First Travel, polisi menetapkan dua tersangka yakni Andika Surachman dan Anniesa Desvitasari.
Kasus ini terkuak berkat 13 orang agen First Travel yang melapor ke polisi.
PT First Anugerah Karya Wisata atau First Travel menawarkan sejumlah paket umrah melalui para agennya dengan harga yang murah kepada para calon jemaah.
Paket 1 atau yang disebut paket promo umrah dipasarkan seharga Rp14,3 juta per jamaah. Paket reguler ditawarkan seharga Rp25 juta. Sementara paket VIP dengan harga Rp54 juta.
Dari hasil investigasi, pelaku telah merekrut 1.000 orang agen yang 500 agen di antaranya adalah agen yang aktif mencari jamaah.
Selain itu terungkap bahwa sedikitnya ada 70 ribu calon jamaah yang telah membayar biaya umroh.Namun hanya 35 ribu jamaah yang bisa diberangkatkan.
Polisi memperkirakan kerugian yang diderita para jamaah atas kasus ini mencapai Rp550 miliar.
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017