Bandung (ANTARA News) - Ribuan santri dari sejumlah pesantren di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, menggelar aksi di Kantor Bupati Tasikmalaya, Selasa, menolak pemerintah pusat yang menerapkan program sekolah seharian alias sekolah setiap hari delapan jam selama lima hari.
"Kami semua menolak penerapan program full day school yang justru nanti akan mematikan pendidikan pondok pesantren dan pendidikan diniyah," kata Ketua GP Ansor Kabupaten Tasikmalaya, Asep Muslim, di Kantor Bupati Tasikmalaya, Selasa.
Ia menuturkan, mereka menolak rencana itu dan melibatkan banyak santri dari berbagai pondok pesantren di Kabupaten Tasikmalaya yang ingin menyampaikan penolakan terhadap kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan itu.
Aksi para santri itu, kata dia, digelar dengan berjalan kaki mulai dari Jalan Bojong Koneng sampai halaman Gedung Bupati Tasikmalaya.
Massa aksi meminta program pendidikan tersebut tidak diterapkan di Kabupaten Tasikmalaya karena terkesan tidak islami dan akan menghilangkan keberadaan pendidikan madrasah dan pondok pesantren.
"Seharusnya pola pendidikan Islam yang harus mendapatkan porsi lebih besar, bukannya terkesan dimatikan," kata Muslim.
Pewarta: Feri Purnama
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017