Malang (ANTARA News) - Keluarga Erwanto, korban luka tembak pada bentrokan antara warga Desa Alastlogo, Kecamatan Lekok, Pasuruan, Jatim, dan aparat TNI AL (30/5), yang kini masih dirawat di Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang, menunggu bantuan dana untuk biaya pengobatan. "Sampai saat ini, kami sudah mengeluarkan biaya untuk beli obat Rp600 ribu. Uang tersebut kami peroleh dari sumbangan dan hutang tetangga," ungkap Susanto (25), kakak kandung korban, kepada ANTARA di RSSA, Malang, Kamis. Ia mengaku tidak mempunyai uang lagi, karena ia dan Erwanto (21) yang bekerja sehari-hari sebagai tukang ojek dan kuli bangunan itu, adalah tulangpunggung keluarga. Apalagi orangtua korban, Tiyasun (47), sehari-hari hanya berjualan bakso, sementara ibunya Atim (40) sebagai ibu rumahtangga. Susanto menuturkan selain Erwanto, ia masih mempunyai dua adik, yakni Nanang (9) kelas 4 SD dan Ayun (2) yang memerlukan biaya hidup. "Kami memang mendengar akan mendapat bantuan biaya pengobatan dari pemerintah daerah. Namun hingga kini kami belum terima apa-apa," ucap Susanto yang harus menunggu adiknya, karena ibunya harus mengurus adiknya yang lain di rumah. Ia mengaku tidak tahu lagi harus meminta dana pengobatan darimana, karena biaya pengobatan masih terus diperlukan, kata Susanto, sambil menunjukkan kwitansi obat yang telah ditebus. "Biaya ini belum termasuk biaya lainnya, yang tidak ada kwitansinya," jelasnya. Susanto juga mengaku dirinya mendapatkan bantuan dari beberapa mahasiswa Pasuruan yang menegok korban di RSSA. Namun, ia enggan menyebutkan jumlah bantuan tersebut. (*)
Copyright © ANTARA 2007