Solo, Jawa Tengah (ANTARA News) - Badan Narkotika Nasional (BNN) melakukan tes urine kepada ribuan guru sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) di wilayah Pemerintah Kota Surakarta.
"Kegiatan ini merupakan rangkaian nota kesepahaman yang sudah dilakukan oleh BNN dengan Pemkot Surakarta," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat (P2M) BNN Provinsi Jawa Tengah Susanto di Pendopo Kantor Wali Kota Surakarta, Senin.
Kegiatan ini diikuti oleh seluruh unsur pendidik, dari pengawas sekolah, kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru mata pelajaran, sampai karyawan tata usaha.
"Kegiatan ini merupakan implementasi dari program advokasi. Melalui program advokasi ini artinya muncul komitmen Pemkot Solo untuk mengantisipasi terjadinya peredaran narkotika di lingkungannya," kata Susanto.
Ia mengatakan ini adalah kegiatan keempat dalam kurun waktu dua tahun yang diharapkan terus dilaksanakan sebagai agenda tahunan.
Jika ada yang positif mengkonsumsi narkotika maka BNN akan mendalaminya dengan menggunakan alat yang lebih sensitif untuk kemudian diuji di laboratorium demi mengetahui jenis narkotika yang dikonsumsi.
"Bisa jadi dia positif palsu karena mengkonsumsi obat dari dokter. Ini biasanya adalah narkotika golongan 2 dan 3, untuk pengobatan batuk, depresi, dan flu berat," kata Susanto.
Jika ada yang terbukti mengkonsumsi narkotika golongan 1, BNN akan merehabilitasinya. "Sedangkan untuk sanksi profesi kami serahkan ke Pemkot Surakarta," kata dia.
Selama empat kali uji urine sebelum ini belum ada satu pun yang terbukti mengkonsumsi narkotika golongan 1. Sementara itu, seorang peserta tes bernama Mubaroq mengaku baru pertama kali mengikuti tes sejenis ini.
"Hanya diminta mengumpulkan urine, sama ditanya seminggu terakhir minum obat apa. Mengenai program ini kami ambil positifnya saja, meskipun sebetulnya sebagai aparatur negara kami tidak pernah bersinggungan dengan psikotropika," kata guru Agama Islam SDN Kestalan ini.
Pewarta: Aris Wasita Widiastuti
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017