Kerajaan ultrakonservatif itu berusaha mendiversifikasi perekonomian mereka yang bergantung pada minyak menyusul penurunan tajam harga minyak mentah.
Defisit anggaran turun 51 persen menjadi 72 miliar riyal (sekitar Rp256,2 triliun) pada paruh pertama 2017, menurut pengumuman Kementerian Keuangan.
"Hasil ini mencerminkan peningkatan dalam pengelolaan keuangan publik sebagai hasil dari reformasi ekonomi yang diperkenalkan melalui Visi 2030," ujar Saad al-Shahrani, pejabat tinggi di kementerian, sebagaimana dikutip AFP.
Rencana Visi 2030, yang diumumkan oleh kerajaan itu tahun lalu, ditujukan untuk mengembangkan basis industri dan investasi Arab Saudi dan mendorong usaha kecil dan menengah guna menciptakan pekerjaan lokal dan mengurangi ketergantungan terhadap pendapatan minyak.
Laporan itu merupakan laporan anggaran kedua yang dirilis oleh Riyadh sejak otoritas pada Mei mengumumkan bahwa mereka akan mulai mengeluarkan angka setiap tiga bulan untuk meningkatkan transparansi.
Kerajaan itu sudah membukukan defisit anggaran sejak 2014, setelah penurunan harga minyak. (kn)
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017