Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Negara Bagian New South Wales, Australia, akan meminta diadakannya penyidikan tingkat senior (senior level inquiry-red) atas insiden yang terjadi terhadap Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso, di Sidney Selasa (29/5) pekan ini. Berbicara di Balaikota Jakarta, Kamis, Duta Besar Australia untuk Indonesia, Bill Farmer, memaparkan insiden masuknya dua anggota polisi Federal Australia ke kamar Sutiyoso di hotel Shangri-lla tidak melibatkan pemerintah Negara Bagian NSW. "Peristiwa itu tidak melibatkan pemerintah New South Wales, namun kebetulan terjadi pada saat kunjungan Gubernur DKI Jakarta atas undangan pemerintah setempat," katanya usai bertemu Sutiyoso selama 30 menit. Ia menambahkan untuk mengetahui secara detail bagaimana peristiwa itu terjadi pemerintah NSW akan meminta pada Commisioner Police Federal Australia untuk diadakannya penyidikan tingkat senior. "Gubernur Sutiyoso dalam pembicaraan tadi menyampaikan ketersinggungannya atas peristiwa itu. Demikian pula Primier New South Wales juga terganggu atas insiden tersebut," ujarnya. Bill menyampaikan akan ada komunikasi lebih lanjut antara pihak Premier NSW, Morris Lemma, dan Gubernur Sutiyoso dan ia akan memfasilitasi hal ini. "Saya berkomitmen akan melakukan berbagai langkah dalam kerangka penyelesaian masalah ini," paparnya. Ia juga menyatakan pernyataan resmi Primier Morris diharapkan dapat disampaikan hari Kamis(31/5) juga kepada Sutiyoso dan akan diantar langsung olehnya. "Sebagai Duta Besar, saya perpikir bahwa seluruh warga Australia mengharapkan peristiwa ini dapat dilupakan," paparnya. Sementara itu, Gubernur DKI mengatakan meski belum ada pernyataan resmi permintaan maaf dari pihak Australia, namun secara pribadi Bill Farmer telah meminta maaf dan akan mengurus permintaan maaf secara resmi pemerintah NSW melalui surat. "Bila memang nantinya ada permintaan maaf resmi, tentunya saya akan memaafkan. Jangan sampai kesalahan teknis ini dan telah diklarifikasi terus kita permasalahkan," tegas Sutiyoso. (*)
Pewarta:
Copyright © ANTARA 2007