Bogor (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo mengatakan banyak orang mengira bahwa pertarungan ideologi di dunia sudah selesai, karena tembok Berlin di Jerman sudah roboh dan usainya perang dingin antara blok barat dan blok timur.

"Tidak, dengan cara berbeda mereka akan masuk, entah lewat musik, entah lewat tari, entah lewat budaya, ekonomi, hati-hati," kata Presiden saat berbicara dalam acara peluncuran program penguatan pendidikan Pancasila di halaman belakang Istana Bogor, Sabtu.

Presiden mengatakan ideologi Pancasila itu bisa mengarahkan kembali kepada cita-cita bangsa Indonesia dan untuk membendung infiltrasi ideologi dari luar.

"Nanti secara detail UKP Pemantapan Ideologi Pancasila bisa menyampaikan, apa sih yang harus kita kerjakan agar infiltrasi ideologi dari luar dan pertarungan ideologi itu tetap kita menangkan," tutur Presiden.

Jokowi kembali mengingatkan bahwa sekarang ini perubahan dunia sangat cepat sekali, dan transisi ini harus diantisipasi agar tidak terlindas.

"5-10 tahun lagi generasi W generasi Y akan mempengaruhi politik, mempengaruhi landscape pasar, mempengaruhi ekonomi landscape sosial, semuanya akan berubah karena yang mempengaruhi anak-anak muda semuanya yang pegangnya adalah smartphone, handphone, gadget," ujar Jokowi.

Presiden mengingatkan bahwa perubahan itu sudah nyata di deoan kita sehingga perlu dilakukan untuk memperkuat diri dengan nilai-nilai karakter bangsa dan keagamaan.

"Semuanya harus kita perkuat karena terjangan ideologi, pertarungan ideologi, inflitrasi ideologi itu nyata ada, baik lewat media sosial, entah lewat facebook, instagram, video blog, twitter, lewar pad, bisa lewat semuanya," papar Presiden.

Jokowi mengungkapkan, "banyak anak muda saat ini sudah kehilangan karekter bangsa, sehingga perlu diingatkan kembali agar nilai-nilai karekter ke-Indonesia hilang karena terjangan infiltrasi ideologi atau pertarungan ideologi yang menjadikan kita kalah".

"Coba lihat inflitrasi budaya itu sudah masuk gang-gang kita. K-POP tahu semuanya, Gangnam Style tahu semua, SNSD tahu semuanya," ucap Presiden, menegaskan.




Jokowi mengatakan tidak mempermasalahkan generasi dan mengenal grup-grup band dari negara luar tersebut, tetapi jangan sampai seluruh energi untuk mereka semua.

Presiden juga mengakui kalau dirinya sering menonton grup band luar negeri, bahkan Jumat (11/8) dirinya nonton konser musik "We The Fest" di JI EXPO Kemayoran Jakarta.

"Tadi malam juga saya juga nonton di We The Fest. Saya sampai jam 12.00 tadi malem. Saya nonton," ungkapnya.

Bahkan Jokowi juga menyebut beberapa penyanyi dan grup band luar negeri yang pernah ditontonnya, seperti Metalica, Linkin Park.

"Saya nonton untuk membandingkan posisi kita ada di mana, kekalahan kita ada di mana, kita ada di mana, jangan kita tergerus oleh itu. Senang nggak apa-apa, tapi jangan berikan kesenangan kita semuanya pada dia," katanya.

Presiden mengatakan dirinya sering nonton grup band musik luar negeri itu untuk mengetahui bagaimana mereka menata manajemen lampunya (lighting), manajemen panggungnya serta pengelolaan penontonya.

Jokowi mengakui bahwa Indonesia sebenarnya memiliki itu semua, dan bahhkan Indonesia budaya dan jenis tarian yang jumlahnya puluhan ribu dari Sabang sampai Merauke.

(Baca: Pancasila bintang pengarah hadapi kompetisi, kata Presiden)

Pewarta: Joko Susilo
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2017